
SERAYUNEWS – Banjir rob kini menjadi ancaman serius bagi banyak wilayah pesisir di Indonesia.
Fenomena ini bukan genangan air biasa banjir rob muncul ketika air laut bergerak masuk ke daratan dan sering datang tanpa hujan.
Bila pemerintah dan masyarakat tidak mengambil langkah pencegahan yang tepat, rob bisa merusak lingkungan, mengganggu aktivitas harian, serta mengancam keselamatan warga pesisir.
Banjir rob terjadi ketika air laut pasang naik dan menembus wilayah pesisir. Rob masuk ke daratan karena kondisi pasang maksimum dan peningkatan permukaan laut.
Fenomena ini berbeda dari banjir yang berasal dari luapan sungai atau hujan deras karena sumber airnya langsung dari laut.
Banjir rob biasanya muncul saat fase bulan tertentu atau ketika pasang air laut meningkat secara signifikan.
Beberapa faktor menyebabkan banjir rob. Faktor alam dan aktivitas manusia saling memperburuk kondisi pesisir.
Pasang laut dan siklus pasang surut menjadi faktor utama. Kondisi ini ikut dipengaruhi fase bulan seperti bulan purnama, posisi bulan yang lebih dekat dengan bumi, serta pola gelombang laut.
Perubahan iklim global terus mendorong kenaikan permukaan laut. Ketika permukaan laut meningkat dari waktu ke waktu, air lebih mudah meluap dan masuk ke daratan.
Aktivitas manusia memperparah kondisi rob. Pengambilan air tanah berlebihan menyebabkan permukaan tanah di pesisir amblas sehingga wilayah tersebut menjadi lebih rendah daripada permukaan laut.
Alih fungsi lahan pesisir dan reklamasi tanpa perencanaan menghilangkan vegetasi penting seperti mangrove. Tanpa mangrove, wilayah pesisir kehilangan perlindungan alami dari pasang tinggi.
Rob menimbulkan banyak kerugian bagi masyarakat dan lingkungan pesisir.
Bila rob terjadi berulang dalam jangka panjang, kehidupan sosial ekonomi masyarakat berubah.
Banyak warga harus mengeluarkan biaya besar untuk memperbaiki rumah atau bahkan pindah ke tempat lain.
Berbagai wilayah pesisir Indonesia memiliki kerentanan tinggi terhadap banjir rob. Kawasan pesisir yang padat penduduk, minim vegetasi pantai, serta mengalami penurunan muka tanah menjadi wilayah dengan risiko tertinggi.
Pesisir utara Jawa termasuk daerah yang sering mendapatkan peringatan resmi karena kondisi pasang tinggi berulang.
Wilayah yang memiliki aktivitas penarikan air tanah berlebihan, pertumbuhan kota pesisir, dan penurunan kualitas lingkungan alami juga berada dalam kategori rawan.
Banjir rob bukan peristiwa ringan fenomena ini muncul karena kombinasi perubahan iklim, kenaikan permukaan laut, penurunan muka tanah, serta menurunnya kualitas lingkungan pesisir.
Dampaknya tidak hanya merusak fisik, tetapi juga memengaruhi ekonomi, kesehatan, dan kestabilan hidup masyarakat.
Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja bersama untuk menjaga vegetasi pesisir, mengurangi pengambilan air tanah, memperbaiki tata ruang pesisir, serta meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi pasang tinggi.
Dengan langkah yang tepat, risiko rob bisa ditekan dan masyarakat pesisir bisa hidup lebih aman.***