SERAYUNEWS – Maulid Nabi Muhammad SAW setiap 12 Rabiul Awal merupakan salah satu hari yang besar bagi umat muslim di seluruh dunia. Apakah boleh puasa di hari Maulid Nabi?
Banyak umat Islam yang bertanya-tanya bolehkah berpuasa saat Maulid Nabi. Biasanya puasa sunah dilakukan untuk menyampaikan rasa syukur ataupun ikhtiar.
Simak penjelasan dan dasar hukumnya terkait puasa saat Maulid Nabi Muhammad SAW. Dikutip dari buku Ringkasan Sejarah Hidup Rasulullah SAW oleh Umar Abdul Jabbar, Nabi Muhammad lahir pada 12 Rabiul Awal.
Pada tahun 2024 ini bertepatan jatuh pada Senin, 16 September 2024. Ada banyak cara untuk menyemarakkan perayaan Maulid Nabi seperti membaca Al Quran, berzikir, bersholawat.
Apakah boleh juga berpuasa? Apalagi Maulid Nabi 2024 jatuh pada hari Senin. Maka banyak yang bertanya-tanya tentang puasa di hari Maulid Nabi.
Umat Islam perlu memahami mengenai ada tidaknya perintah mengerjakan puasa Maulid Nabi. Mengutip dari buku Siapa Berpuasa Dimudahkan Urusannya oleh Khalifa Zain Nasrullah, sebagian kaum muslimin melaksanakan puasa sunnah pada 12 Rabiul Awwal dengan tujuan untuk mengharap ridha Allah sekaligus menghormati Rasulullah SAW.
Masih dari buku yang sama, tidak dijelaskan bahwasannya mengkhususkan berpuasa pada 12 Rabiul Awal dan bukan amalan sunah. Rasulullah SAW tidak pernah menganjurkan puasa tersebut.
Ada ulama yang menganjurkan puasa dengan tujuan mewujudkan rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad. Melansir dari NU Online, Imam Jalaluddin as-Suyuthi dalam Husnul Maqshid fi Amalil Mawlid berkata,
والشكر لله تعالى يحصل بأنواع العبادات كالسجود والصيام والصدقة والتلاوة وأي نعمة أعظم من النعمة ببروز هذا النبي صلى الله عليه وسلم الذي هو نبي الرحمة في ذلك اليوم
Artinya: “Syukur kepada Allah SWT terwujud dengan pelbagai jenis ibadah, misalnya sujud (shalat sunnah), puasa, sedekah, dan membaca Al-Quran. Adakah nikmat yang lebih besar pada hari ini dari kelahiran Nabi Muhammad SAW, nabi kasih sayang.”
Hukum puasa pada hari Maulid Nabi itu hukumnya makruh. Makruh berarti larangan terhadap suatu perbuatan tanpa adanya dalil yang menunjukkan keharaman perilaku tersebut. Jika ditinggalkan tidak akan mendapatkan hukuman, jika dikerjakan akan mendapatkan pahala.
Umat Islam dapat melaksanakan puasa sunah hari Senin bukan amalan sunah Maulid Nabi. Seorang muslim yang mengerjakan puasa sunah senin akan mendapatkan kebaikan dunia akhirat serta pahala dengan seizin Allah SWT.
Mengutip dari buku Catatan Fikih Puasa Sunnah karya Hari Ahadi, dalil Senin adalah sebagai berikut:
Dari Abu Qatadah, Nabi SAW ditanya tentang puasa Senin, lalu, beliau menjelaskan,
ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ، وَأُنْزِلَ عَلَى فِيهِ
Artinya: “Pada hari itu aku dilahirkan dan pada hari itu awal wahyu turun kepadaku.” (HR Muslim 1162 dan Ahmad V/297)
Melansir dari laman Kemenag, salah satu amalan yang baik untuk dilakukan di bulan Rabiul Awal atau bulan Maulid adalah berpuasa. Kemudian membaca sholawat di bulan Rabiul Awal untuk menyatakan rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW ke dunia.
Dengan penjelasan di atas tidak ada anjuran khusus melaksanakan puasa Maulid Nabi. Bertepatan jatuh pada hari Senin, umat Islam bisa melaksanakan puasa sunah tersebut.
Namun sifatnya bebas dilakukan karena jika tidak melakukannya tidak akan berdosa. Umat Islam dapat melakukan amalan-amalan baik untuk menghidupkan Maulid Nabi Muhammad SAW.
***