SERAYUNEWS – Baru-baru ini, band punk asal Purbalingga, Sukatani, menjadi perbincangan setelah salah satu lagu mereka ditarik dari platform musik digital.
Peristiwa ini memicu diskusi di kalangan penggemar, terutama soal simbol “1312” yang sering dikaitkan dengan istilah “ACAB”. Apa sebenarnya arti dari kode ini dalam budaya punk?
Oleh karena itu, redaksi akan menyajikan arti 1312 di Band Sukatani, lengkap dengan makna ACAB dalam Punk. Yuk, simak artikel ini sampai akhir.
Istilah “ACAB” adalah singkatan dari “All Cops Are Bastards”, yang berarti “Semua Polisi adalah Orang yang Sangat Tidak Disukai”.
Ungkapan ini sudah lama digunakan sebagai bentuk kritik terhadap tindakan polisi yang dianggap sewenang-wenang atau tidak adil.
Sejarah ACAB bisa ditelusuri sejak tahun 1940-an di Inggris. Namun, istilah ini semakin populer di kalangan komunitas punk dan skinhead pada 1980-an.
Lagu “A.C.A.B.” dari band The 4-Skins (1982) menjadi salah satu pemicu utama penyebaran istilah ini. ACAB sering muncul dalam bentuk tulisan di tembok (grafiti), tato, hingga lirik lagu.
Meskipun terdengar provokatif, banyak orang yang menggunakan istilah ini tidak bermaksud menyerang polisi secara pribadi.
Sebaliknya, mereka mengkritik sistem kepolisian yang dinilai sering menyalahgunakan kekuasaan.
Angka 1312 adalah kode yang mewakili ACAB. Caranya sederhana:
Kode ini sering digunakan sebagai bentuk simbol protes yang lebih halus, terutama dalam komunitas punk, aktivis, dan anak-anak muda yang vokal dalam menyuarakan kritik sosial.
Sukatani adalah band punk yang terbentuk pada Oktober 2022. Mereka dikenal dengan lagu-lagu kritis yang membahas isu sosial, terutama yang berkaitan dengan kehidupan petani.
Menggunakan dialek Banyumas dalam liriknya, Sukatani berhasil menarik perhatian banyak pendengar.
Pada Juli 2023, mereka merilis album perdana berjudul “Gelap Gempita”, yang mengusung perpaduan musik post-punk dan new wave ala tahun 80-an.
Namun, belakangan ini, lagu mereka yang berjudul “Bayar Bayar Bayar” ditarik dari platform streaming musik. Pasalnya, diduga menyinggung institusi Polri.
Setelah lagu “Bayar Bayar Bayar” ditarik, banyak penggemar menunjukkan dukungan mereka terhadap band ini di media sosial.
Tagar #KamiBersamaSukatani menjadi trending, sebagai bentuk solidaritas atas apa yang dianggap sebagai pembungkaman terhadap ekspresi seni.
Selain itu, semakin banyak orang yang mulai memahami dan menggunakan kode 1312 sebagai simbol kritik terhadap ketidakadilan yang terjadi.
ACAB dan 1312 bukan sekadar kata atau angka, tetapi sudah menjadi simbol kritik sosial yang kuat.
Dalam konteks band Sukatani, simbol ini mencerminkan semangat perlawanan dan keberanian dalam menyuarakan isu-isu penting melalui musik.***