SERAYUNEWS – Baru-baru ini, jagat media sosial, khususnya TikTok, dihebohkan dengan kabar mengenai keberadaan Jam Kiamat 2025.
Banyak narasi yang menyebutkan bahwa Jam Kiamat telah diumumkan pada tanggal 28 Januari 2025 dan diyakini sebagai hitungan mundur menuju hari kiamat.
Spekulasi pun bermunculan dan, bahkan tak sedikit pula yang menganggap bahwa jam ini akan menunjukkan kapan tepatnya kiamat terjadi.
Namun, apakah benar demikian? Berikut penjelasan lengkapnya.
Jam Kiamat (Doomsday Clock) sebenarnya bukanlah konsep baru. Jam ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1947 oleh sekelompok ilmuwan yang tergabung dalam Bulletin of the Atomic Scientists.
Namun, Jam Kiamat yang viral di TikTok tidak ada hubungannya dengan akhir zaman dalam ajaran agama.
Sebaliknya, Jam Kiamat merupakan simbol metaforis yang digunakan untuk menggambarkan seberapa dekat umat manusia dengan kehancuran akibat ulahnya sendiri.
Menurut berbagai sumber terpercaya, Jam Kiamat bukanlah prediksi waktu kiamat, melainkan sebuah peringatan terhadap ancaman global yang bisa menghancurkan peradaban manusia.
Ancaman tersebut meliputi:
Jam Kiamat pertama kali diperkenalkan pada tahun 1947, tak lama setelah Perang Dunia II dan awal Perang Dingin.
Saat pertama kali dirilis, jarum Jam Kiamat berada di posisi 7 menit sebelum tengah malam (12:00 AM).
Dalam konsep ini, tengah malam melambangkan kehancuran peradaban manusia.
Semakin dekat jarum jam ke pukul 12:00, semakin tinggi ancaman terhadap umat manusia.
Sejak saat itu, jarum Jam Kiamat terus mengalami perubahan, tergantung pada situasi global.
Beberapa faktor yang memengaruhi pergeseran waktu ini antara lain:
Meski viral di TikTok, Jam Kiamat 2025 tidak ada hubungannya dengan akhir zaman dalam ajaran agama.
Jadi kesimpulannya, Jam Kiamat adalah simbol peringatan bagi para pemimpin dunia agar lebih bertanggung jawab. Baik itu dalam hal penggunaan teknologi serta menjaga kelestarian bumi.
Sebagai metafora kehancuran, Jam Kiamat bakal dijadikan pengingat bahwa keselamatan peradaban manusia sangatlah bergantung pada keputusan serta tindakan yang diambil hari ini.
Bagi kita yang sudah memahami maknanya, maka kita bisa lebih bijak lagi dalam menjaga lingkungan serta menghindari konflik yang bisa membawa umat manusia menuju kehidupan serba sengsara.***