
SERAYUNEWS – Dalam menghadapi ujian yang menuntut fokus dan kesiapan mental seperti Tes Kemampuan Akademik (TKA) 2025, upaya akademis saja sering kali dirasa belum cukup.
Banyak siswa yang memadukan usaha lahiriah berupa belajar intensif dengan ikhtiar batin melalui doa. Doa menjadi salah satu cara untuk memohon ketenangan pikiran dan kelancaran dalam menjawab soal ujian, terutama ketika beban dan harapan begitu tinggi.
TKA 2025 menjadi salah satu ujian penting yang harus diikuti oleh para siswa tingkat akhir sebagai bagian dari sistem penilaian akademik nasional.
Sebagai pengganti Ujian Nasional (UN), TKA menuntut siswa untuk menunjukkan pemahaman konsep yang luas dan kemampuan berpikir kritis, sehingga persiapan mental menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan. Di sinilah peran doa menjadi begitu penting.
TKA tahun 2025 akan berlangsung pada bulan November dan terbagi dalam beberapa gelombang.
Pelaksanaan gelombang pertama berlangsung pada 3-4 November 2025, dilanjutkan gelombang kedua pada 5-6 November 2025.
Selain itu, ada jadwal khusus untuk peserta jalur nonformal seperti Paket C pada 8-9 November 2025.
Salah satu doa yang banyak diamalkan siswa untuk menenangkan diri sebelum menghadapi TKA adalah sebagai berikut:
“Allahumma inni as’aluka fahman nabiyyin wa hifdzal mursalin wal ilhamal malaikatil muqarrabin. Allahumma la sahla illa ma ja’altahu sahla, wa anta taj’alul hazna idza syi’ta sahla.”
Doa ini memiliki makna permohonan agar diberikan kecerdasan seperti para nabi, ketajaman ingatan seperti para rasul, dan ilham seperti malaikat yang dekat kepada Allah.
Disertai juga permohonan agar setiap kesulitan diubah menjadi kemudahan atas izin-Nya. Membaca doa ini sebelum memulai ujian diyakini dapat mengurangi ketegangan dan menghadirkan ketenangan batin, sehingga konsentrasi lebih terjaga.
Di sisi lain, keberadaan TKA itu sendiri lahir dari kebutuhan akan sistem penilaian akademik yang lebih objektif secara nasional.
Sebelumnya, penilaian akademik antar sekolah tidak memiliki standar yang seragam, sehingga sulit membandingkan hasil belajar siswa secara adil.
Keterlibatan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dalam mengembangkan TKA melalui Balai Pengelolaan Pengujian Pendidikan (BPPP) menjadi tonggak baru dalam dunia pendidikan Indonesia.
Setelah seluruh rangkaian tes selesai, setiap peserta akan menerima Sertifikat Hasil Tes Kemampuan Akademik (SHTKA) sebagai bukti resmi capaian akademiknya.
Sertifikat ini tidak hanya menjadi pengganti UN, tetapi juga menjadi syarat penting dalam proses Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) tahun 2026.
Meskipun tidak memengaruhi kelulusan secara langsung, nilai TKA akan membuka peluang lebih besar bagi siswa yang ingin melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi.
Dengan demikian, persiapan menyeluruh, baik secara materi, mental, maupun spiritual, sangat penting.
Selain latihan soal dan belajar rutin, memperbanyak doa sebelum TKA 2025 dapat menjadi tambahan kekuatan batin dalam menghadapi ujian penuh tantangan ini.
Pada akhirnya, keberhasilan dalam ujian bukan hanya ditentukan oleh kecerdasan intelektual, tetapi juga ketenangan jiwa dan niat yang tulus untuk meraih hasil terbaik.
Dengan usaha yang seimbang antara lahir dan batin, siswa diharapkan mampu menjalani ujian dengan penuh rasa percaya diri dan doa yang menyertai setiap langkahnya.***