SERAYUNEWS – Dalam ajaran Islam, umat Muslim yang tidak dapat menjalankan ibadah puasa Ramadan karena alasan tertentu, seperti sakit, bepergian, atau haid bagi perempuan, diwajibkan untuk mengganti atau mengqadha puasanya di lain waktu.
Namun, terdapat batas waktu tertentu yang perlu diperhatikan agar kewajiban ini tetap tertunaikan dengan baik.
Berdasarkan pendapat mayoritas ulama, puasa qadha wajib dilaksanakan sebelum datangnya bulan Ramadan berikutnya.
Ini berarti, seseorang memiliki waktu sekitar sebelas bulan setelah Ramadan untuk menyelesaikan utang puasanya.
Namun, jika seseorang tidak mengganti puasanya hingga masuk Ramadan berikutnya tanpa uzur yang dibenarkan syariat, maka ia berdosa dan tetap wajib mengqadha puasa tersebut setelah Ramadan berikutnya, serta dianjurkan membayar fidyah (menurut sebagian ulama), yaitu memberi makan orang miskin sebanyak satu mud (sekitar 750 gram makanan pokok) per hari puasa yang belum diganti.
Oleh karenanya, jika tidak berhalangan bisa segera mengganti puasa Ramadan atau melakukan qadha puasa.
Penetapan 1 Ramadan dilakukan pemerintah Indonesia untuk memastikan kapan dimulainya awal puasa 2025.
Sejumlah organisasi seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah turut melakukan hal yang sama.
Ramadan merupakan bulan suci yang dinanti umat Islam untuk menjalankan ibadah puasa. Tidak hanya menjalankan puasa wajib, bulan Ramadan menjadi kesempatan untuk melakukan berbagai amalan baik.
Merujuk kalender Hijriah terbitan Kementerian Agama RI, 1 Ramadan 1446 H jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Meski begitu, pengumuman awal puasa baru akan dilakukan setelah pelaksanaan sidang isbat.
Sementara itu, PP Muhammadiyah sudah lebih dulu memutuskan 1 Ramadan 1446 H dimulai pada 1 Maret 2025.
Setelah mengetahui tanggal awal puasa Ramadan 2025, masyarakat masih memiliki kesempatan untuk mengqadha puasa.
Masih ada waktu bulan Syaban untuk ganti utang puasa. Jika belum selesai melakukan qadha, dapat segera dikerjakan sebelum Ramadan 2025.
Sebagaimana ibadah lainnya, qadha puasa Ramadan harus diawali dengan niat yang benar. Niat ini dapat diucapkan dalam hati pada malam hari sebelum melaksanakan puasa.
Berikut adalah lafaz niat qadha puasa Ramadan:
نَوَيْتُ اَنْ اَصُومَ غَدًا عَنْ قَضَاءِ رَمَضَانَ لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu an ashuma ghadan ‘an qadha’i Ramadan lillahi ta’ala.
Artinya: “Aku berniat untuk berpuasa besok karena mengganti puasa Ramadan karena Allah Ta’ala.”
Buat Jadwal
Anda perlu menentukan tanggal khusus untuk mengganti puasa agar tidak menunda hingga menjelang Ramadan berikutnya.
Puasa di Hari yang Dianjurkan
Mengqadha puasa bisa dilakukan bersamaan dengan hari-hari puasa sunnah, seperti Senin-Kamis atau Ayyamul Bidh (tanggal 13, 14, dan 15 bulan Hijriyah), sehingga mendapat pahala tambahan.
Catat Jumlah Hari Puasa yang Harus Diganti
Cara ini dapat membantu Anda memastikan tidak ada utang puasa yang tertinggal.
Segera Laksanakan Jika Mampu
Jika tidak ada kendala kesehatan atau kesibukan, segera tunaikan qadha puasa agar tidak menumpuk.
Dengan memahami batas waktu dan niat qadha puasa Ramadan, umat Islam dapat lebih disiplin dalam menjalankan kewajiban ini.
Semoga kita semua diberikan kemudahan dalam melaksanakan ibadah dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
***