
SERAYUNEWS- Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kembali memerah dalam perdagangan.
Harga saham bank swasta terbesar di Indonesia tersebut turun 0,93% ke Rp8.000 dan masih dibayangi aksi jual masif dari investor asing.
Aktivitas perdagangan BBCA terpantau cukup tinggi, dengan 140,77 juta lembar saham ditransaksikan sebanyak 43.644 kali, membukukan nilai transaksi mencapai Rp1,13 triliun.
Di tengah tingginya aktivitas pasar, investor asing justru mencatatkan net sell Rp226,19 miliar.
Tekanan ini menambah tren negatif pekanan BBCA. Dalam kurun waktu seminggu terakhir, saham yang identik dengan Grup Djarum ini telah turun 3,61%, sementara total net sell asing mencapai Rp513,98 miliar.
Melansir berbagai sumber, berikut kami sajikan ulasan selengkapnya mengenai
Saham BBCA yang tidak bergerak, IHSG turun: investor perlu waspadai sinyal ini :
Meski harga BBCA melemah, beberapa sekuritas masih optimistis dengan prospek jangka menengah.
Samuel Sekuritas mempertahankan rekomendasi buy dengan target harga di Rp9.600, jauh di atas level perdagangan saat ini.
Sementara itu, target harga konsensus analis bahkan lebih tinggi, berada di Rp10.546, menandakan bahwa mayoritas analis pasar masih melihat potensi pertumbuhan BBCA ke depan.
Sentimen positif terkait fundamental perbankan dan stabilitas kinerja BCA menjadi alasan analis mempertahankan pandangan bullish.
Dalam kajian teknikal per 10 Desember, Kiwoom Sekuritas menyoroti bahwa saham BBCA berpeluang membentuk pivot point atau pembalikan arah apabila mampu menembus level Rp8.200.
Level tersebut kini dianggap sebagai harga kunci yang menentukan arah tren berikutnya.
Adapun level support pertama berada di Rp8.100, sedangkan support kedua berada tepat di Rp8.000 posisi yang saat ini sedang diuji oleh pasar.
Apabila tekanan jual semakin besar hingga mendorong harga turun ke Rp7.875, Kiwoom merekomendasikan stop loss untuk meminimalisir risiko kerugian lebih besar.
Pada pembukaan perdagangan Jumat (12/12/2025), saham BBCA tercatat stagnan di Rp7.900, tidak berubah dari harga penutupan kemarin.
Pergerakan datar ini berlangsung di tengah IHSG yang melemah pada sesi awal akibat tekanan global dan aksi ambil untung investor domestik.
Meski stagnan, BBCA tetap menjadi salah satu saham yang paling disorot karena ukuran kapitalisasi pasarnya yang mencapai Rp970 triliun.
Besarnya bobot BBCA dalam indeks membuat pergerakan emiten ini sangat memengaruhi arah IHSG.
Beberapa sentimen yang menjadi fokus investor hari ini meliputi:
1. Arah Capital Outflow Asing
Jika aksi jual asing mulai mereda, peluang rebound BBCA pada sesi kedua semakin terbuka.
2. Penguatan Sektor Perbankan
Indikasi pemulihan minat beli pada saham perbankan dapat menjadi katalis positif untuk BBCA.
3. Data makro dan arah suku bunga
Prospek stabilnya suku bunga acuan dapat memperkuat optimisme pasar atas kinerja bank di 2026.
4. Level Teknis Rp7.900
Level ini kini menjadi penentu apakah BBCA siap menguji kembali resistance psikologis di Rp8.000–Rp8.200 pada pekan depan.
Meskipun tekanan jangka pendek masih terlihat, analis menilai BBCA tetap menjadi salah satu saham defensif terbaik.
Stabilitas aset, kualitas kredit yang unggul, serta tingkat kepercayaan investor menjadikan BBCA sebagai saham yang relatif aman di tengah volatilitas.
Untuk trading harian, investor disarankan mencermati level Rp7.900 – Rp8.200, sementara untuk investasi jangka panjang, proyeksi target konsensus menunjukkan ruang kenaikan yang cukup besar.