Advertisement
Advertisement
Banyumas, serayunews.com
Mahasiswa Fakultas Farmasi UMP, Sultan Zigrila Akbar menjelaskan, minyak kayu putih mempunyai aroma tajam yang mampu merangsang indra penciuman untuk kembali normal. Selain itu juga diyakini mampu membunuh virus ataupun kuman yang masih berada di sekitar indra penciuman. Sehingga untuk terapi pasien Covid-19 yang mengalami kehilangan indra penciuman digunakan minyak kayu putih.
“Kita gunakan uap dari air mineral yang dicampur dengan minyak kayu putih dan dimasak hingga mendidih untuk terapi pasien anosmia,” jelasnya, Minggu (15/8).
Lebih lanjut Sultan mengatakan, untuk membuat uap, digunakan 240 – 250 mili liter air, kemudian dicampur dengan 10 -15 tetes minyak kayu putih. Campuran air dan minyak kayu putih tersebut dimasak dalam bilik kaca hingga mendidih. Setelah itu, penderita anosmia diminta untuk memasukan wajahnya dalam kaca dan menghirup langsung uap dari minyak kayu putih yang sudah didihkan tersebut.
Rekan Sultan, Nur Amalia mengatakan, terapi pada bilik anosmia cukup efektif untuk menyembuhkan gejala anosmia pada pasien Covid-19. Di tempat karantina Pondok Slamet, Baturraden sendiri sudah puluhan orang yang sembuh dengan metode terapi tersebut.
“Untuk waktu sembunya beragam, ada yang tiga hari sudah sembuh untuk yang bergejala ringan, ada juga yang membutuhkan waktu sampai dengan 7 hari, jadi tergantung kondisi kesehatan masing-masing,” tuturnya.
Dalam satu hari, penderita anosmia hanya cukup satu kali melakukan terapi di bilik anosmia. Biasanya setelah penghuni tempat karantina melakukan senam bersama, kemudian dilanjutkan dengan berjemur. Setelah sarapan dan beristirahat sebentar, baru dilakukan terapi di bilik anosmia secara bergantian.
“Ide untuk membuat bilik anosmia ini sebenarnya muncul saat melihat IG Pak Bupati Banyumas yang menggunakan kayu putih untuk terapi, namun supaya lebih efektif maka kita buat bilik, sehingga uap minyak kayu putihnya lebih banyak yang terhirup,” terangnya.