SERAYUNEWS- Dalam siklus hidrologi, air selalu bergerak dari atmosfer ke bumi dan kembali lagi. Dua sumber utama air bagi manusia adalah air tanah (groundwater) dan air permukaan (surface water).
Keduanya sama-sama vital, namun punya karakteristik, kelebihan, dan tantangan yang berbeda. Belakangan, publik dibuat heboh oleh isu air Aqua dari sumur bor, apakah itu berarti tidak alami?
Untuk menjawabnya, kita perlu memahami dulu apa sebenarnya perbedaan air sumur bor dan air permukaan alami, termasuk dari sisi ilmiah dan teknologi.
Melansir berbagai sumber, berikut kami sajikan ulasannya.
Air tanah tersimpan di bawah permukaan bumi dalam lapisan batuan berpori yang disebut akuifer. Air ini meresap dari hujan dan tersaring secara alami sebelum terkumpul jauh di dalam tanah.
Sementara air permukaan adalah air yang berada di atas tanah, seperti di sungai, danau, waduk, atau rawa. Sumber ini mudah diakses, tetapi juga lebih mudah tercemar oleh aktivitas manusia.
Perbedaan mendasar keduanya terletak pada sumber, kualitas, dan proses pengolahan.
Berikut penjelasan perbedaan antara air sumur bor (air tanah) dan air permukaan alami tanpa menggunakan tabel, tetapi tetap jelas dan mudah dipahami:
1. Sumber Air
Air sumur bor berasal dari akuifer bawah tanah yang diperoleh melalui proses pengeboran. Sementara itu, air permukaan alami bersumber dari sungai, danau, waduk, atau rawa yang langsung terpapar di permukaan bumi.
2. Kualitas Air
Air tanah umumnya memiliki kualitas yang lebih stabil dan bersih karena telah mengalami proses penyaringan alami oleh lapisan tanah dan batuan. Namun, air ini kadang mengandung mineral tinggi seperti zat besi atau kapur.
Sebaliknya, air permukaan alami lebih rentan tercemar karena mudah terpengaruh oleh aktivitas manusia dan kondisi lingkungan, misalnya hujan atau limbah.
3. Proses Pengolahan
Air dari sumur bor biasanya membutuhkan pengolahan sederhana, seperti aerasi dan filtrasi, untuk menghilangkan bau atau kandungan mineral berlebih.
Sementara air permukaan memerlukan proses pengolahan yang lebih kompleks, termasuk flokulasi, sedimentasi, dan disinfeksi, agar layak digunakan sebagai air bersih.
4. Ketahanan terhadap Cuaca
Air tanah tidak terlalu dipengaruhi oleh perubahan musim karena cadangannya tersimpan di bawah permukaan bumi.
Sebaliknya, air permukaan sangat bergantung pada curah hujan dan kondisi iklim. Ketika musim kemarau panjang, debit airnya bisa menurun drastis.
5. Risiko Kontaminasi
Air sumur bor lebih terlindung dari polutan permukaan, sebab sumbernya berada jauh di bawah tanah. Namun, air permukaan mudah tercemar oleh limbah industri, pertanian, maupun rumah tangga, karena langsung berhubungan dengan lingkungan luar.
Secara umum, air tanah dari sumur bor lebih stabil dan aman untuk kebutuhan rumah tangga karena terlindung dari pencemaran, sedangkan air permukaan alami membutuhkan pengolahan lebih lanjut agar layak dikonsumsi.
Namun, keduanya tetap perlu dikelola dengan baik agar sumber air tidak habis dan tetap berkelanjutan.
Isu “Aqua dari sumur bor” menjadi viral setelah beredarnya video kunjungan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) di pabrik air mineral di Subang.
Konten yang mendapat sorotan publik, yakni mengenai kekagetan KDM tentang sumber air baku untuk air minum dalam kemasan (AMDK) yang diproduksi pabrik tersebut.
Video itu telah diunggah Gubernur Dedi Mulyadi di akun Youtube @KANGDEDIMULYADICHANNEL. Tampak Dedi bertanya kepada salah satu pekerja tentang asal bahan baku air mineral dalam kemasan.
Publik pun mempertanyakan: “Apakah benar Aqua bukan dari mata air pegunungan, melainkan dari sumur bor?”
Padahal, istilah “sumur bor” dalam konteks industri tidak sama dengan sumur rumahan biasa.
Aqua menggunakan teknologi pengeboran dalam (deep well) untuk menjangkau akuifer pegunungan, yaitu lapisan air murni yang berada di kedalaman ratusan meter dan terlindung dari polusi.
Jadi, air Aqua tetap berasal dari pegunungan, hanya saja diambil melalui sistem modern agar lebih higienis dan efisien.
Danone-Aqua telah menegaskan bahwa mereka mengambil air dari 19 sumber air pegunungan terpilih di Indonesia, seperti di Pandaan, Subang, dan Klaten.
Sumber air tersebut berada pada kedalaman 60–140 meter dan telah diteliti oleh tim ahli geologi serta perguruan tinggi ternama seperti UGM dan Unpad.
Proses pengambilannya menggunakan sumur bor industri berteknologi tinggi untuk menjaga kebersihan dan mencegah kontaminasi.
Air yang diambil tidak bersentuhan dengan tangan manusia sama sekali, dan melalui uji mutu ketat sesuai standar BPOM dan SNI.
1. Kualitas & Kandungan Mineral
Air tanah biasanya memiliki pH stabil dan kandungan mineral seperti kalsium dan magnesium, hasil pelarutan batuan alami.
Air permukaan, sebaliknya, bisa mengandung mikroorganisme, sedimen, dan bahan organik yang memerlukan pengolahan tambahan.
2. Keterpengaruhan Cuaca
Air permukaan mudah berubah kualitasnya karena curah hujan, suhu, dan polusi.
Air tanah relatif stabil karena terlindungi oleh lapisan batuan.
3. Keberlanjutan & Pengisian Ulang (Recharge)
Air permukaan cepat terisi kembali lewat hujan, sementara air tanah butuh waktu lebih lama karena proses infiltrasi.
Pengelolaan air kini makin canggih dengan hadirnya teknologi:
⦁ Reverse Osmosis (RO): Menyaring ion dan partikel mikroskopis dari air tanah atau air payau.
⦁ Ultrafiltrasi & Nanofiltrasi: Menghilangkan mikroba dan bahan organik dari air permukaan.
⦁ IoT & Sensor Real-Time: Memantau kualitas air secara langsung, termasuk pH, konduktivitas, dan kadar oksigen.
⦁ Media Filtrasi Khusus: Seperti Birm dan manganese greensand untuk menghilangkan zat besi dan mangan dari air tanah.
Teknologi ini memastikan air minum kemasan seperti Aqua tetap aman, alami, dan sesuai standar internasional.
Beberapa tantangan utama:
⦁ Over-ekstraksi air tanah yang menyebabkan penurunan muka air.
⦁ Pencemaran air permukaan akibat limbah industri dan rumah tangga.
⦁ Dampak perubahan iklim yang mempengaruhi curah hujan dan ketersediaan air.
Solusinya mencakup:
⦁ Regulasi pengambilan air tanah yang ketat.
⦁ Teknologi desalinasi dan daur ulang air.
⦁ Edukasi publik tentang konservasi air dan efisiensi penggunaan.
Sebagian besar kebingungan publik muncul karena perbedaan persepsi antara istilah teknis dan pemahaman awam.
“Sumur bor” terdengar seperti sumur rumah, padahal dalam industri air minum kemasan, istilah itu merujuk pada akses ke sumber air akuifer dalam yang murni.
Artinya, air Aqua tetap alami dan berasal dari pegunungan, hanya saja metode pengambilannya modern dan efisien.
Air tanah (termasuk air sumur bor dalam) dan air permukaan sama-sama penting bagi kehidupan. Namun, air tanah lebih stabil dan terlindungi, sedangkan air permukaan lebih mudah diakses tapi rentan tercemar.
Metode pengeboran dalam seperti yang digunakan Aqua bukanlah indikasi “air buatan,” melainkan cara ilmiah untuk menjaga kemurnian dan kualitas air pegunungan.
Sebagai konsumen cerdas, penting bagi kita untuk memahami sains di balik setiap tetes air yang kita minum.
Fakta ilmiah menunjukkan:
Air sumur bor dalam adalah air alami dari pegunungan yang diambil dengan teknologi modern, bukan air permukaan biasa.