Sekcam Pengadegan, Danang Nuswantoro mengatakan, hujan yang masih terus turun menyebabkan rumah yang tadinya hanya rusak ringan menjadi berat. Ada juga yang baru terdampak juga. Bahkan tidak hanya rumah, ada dua bangunan lain, yaitu masjid dan PAUD yang terdampak.
“Kalau sesuai data yang masuk, jumlah keseluruhan rumah 162 rumah, yang mengungsi sebanyak 712 jiwa,” kata Danang.
Teguh, salah satu tokoh masyarakat setempat, menyampaikan bahwa warga berharap ada relokasi lahan. Kondisi semakin parah dan jika hujan terus-menerus, semakin mengancam pemukiman. Jika menunggu penanganan lahan, selain terlalu lama, juga warga bisa bosan di pengungsian.
“Keinginan warga baru-baru ini hanya bisa berharap ada relokasi. Namun semua tergantung kebijakan pemerintah,” katanya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga Umar Faozi mengatakan, dari 582 orang pengungsi terbagi di 3 lokasi, masing-masing pengungsi di SDN 2 Tumanggal, pengungngsi di rumah Bapak Mukhtar, dan pengungsi di sekitaran wilayah Pengadegan.
“Dengan terpisahnya pengungsi dan dapur umum serta posko agar semua petugas tidak secara langsung kontak dengan pengungsi. Meski sampai saat ini belum ditemukan pengungsi yang sakit tertentu dan parah,” jelasnya.
Umar menambahkan, bahwa beberapa hari lalu pihakny sudah menerima surat dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah. Pada intinya disampaikan, hujan masih memicu retakan maupun longsor susulan.
“ESDM menyarankan untuk menutup retakan dengan material yang kedap air. Tujuannya untuk mencegah banyaknya volume air yang masuk. Kemudian pengadaan drainase. Selama ini karena minim drainase, air dengan mudah memenuhi areal tanah di lokasi. Lalu perlu dilakukan penataan lahan, misalnya terasering di perbukitan,” katanya.