SERAYUNEWS – Berbeda dengan dua hari sebelumnya yang mendung hampir sepanjang hari. Minggu (09/07/2023), pagi itu matahari menampakkan cahayanya. Seolah memberi tanda, semesta memberi restu untuk niat suci pasangan suami istri (Pasutri) Arif Mulyono (47) dan Nurlaeli (45) berangkat haji bersepeda.
Warga RT 5 RW 4 Desa Cipawon Kecamatan Bukateja, Purbalingga ini akan memenuhi panggilan hati, menunaikan ibadah haji. Namun agak beda dari biasanya, Pasutri ini akan menuju Mekkah dengan mengayuh sepeda.
Tak ada ekspresi keraguan pada wajah Arif dan Nurlaeli. Apalagi puluhan rekan komunitas sepeda, sudah berkumpul di halaman rumahnya untuk mengantar keberangkatan mereka.
“Bismillah, tekad sudah bulat, kami sudah berniat,” ujar Arif.
Sepeda melaju menyusuri jalanan desa. Tujuan pertama adalah komplek GOR Goentoer Dardjono. Mereka akan berkumpul lagi bersama lintas komunitas sepeda di Purbalingga.
“Bekal Insya Allah sudah kami siapkan, baik materi sampai berkas dan dokumen,” katanya.
Selepas dari Purbalingga, kota pertama yang akan mereka tuju adalah Bandung. Pasangan yang memiliki dua anak ini, akan menghadiri acara nikah anak pertamanya.
“Kami ke Bandung dulu, menikahkan anak pertama kami. Dia tinggal di Bandung, sedangkan anak kedua di Purbalingga, nanti tinggal dengan mbahnya,” kata Nurlaeli.
Arif menyampaikan, bekal materi secara pribadi tentu sudah mereka persiapkan. Meski tidak menutup kemungkinan, ada sumbangan-sumbangan dari teman-teman komunitas.
“Termasuk sepeda ini yang kita pakai juga dari teman sesama pecinta sepeda,” ujarnya.
Aksi Arif dan Nurlaeli ini, terbilang cukup nekat. Demi cita-cita memenuhi rukun Islam, mereka rela menempuh ribuan kilometer mengayuh sepeda. Apalagi, usia keduanya sudah tidak lagi muda.
Namun selain materi, persiapan fisik telah mereka lakukan. Hampir setiap hari, mereka menyempatkan diri untuk gowes. Perjalanan jauh yang pernah dia tempuh, pada 2022 lalu datang ke acara Muktamar Muhammadiyah di Solo.
“Persiapan fisik sangat penting, sudah kami pertimbangkan. Hampir setiap hari kami sempatkan untuk gowes,” ujar Arif.
Sampai di Mekkah, mereka prediksikan bisa memakan waktu sampai sekitar 8 bulan. Mereka menargetkan, tiba di tanah suci sebelum masa haji. Sehingga, mereka bisa melaksanakan ibadah umrah terlebih dahulu.
“Kami juga ada teman di sana, sudah komunikasi. Iya, ini jalur mandiri, mendaftar haji di lokasi, Insya Allah ada kemudahan karena sudah niat,” katanya.
Bukan tanpa alasan pasutri yang keseharian jualan martabak ini, nekat bersepeda ke Mekkah. Pasalnya, untuk berangkat haji reguler, membutuhkan waktu lama. Pendaftaran tahun ini, bisa sampai belasan tahun baru mendapat jadwal keberangkatan.
Arif telah memetakan, jalur mana yang akan mereka lewati. Selepas dari Bandung, nanti menuju Purwakarta, Cikampek, Bekasi, Pelabuhan Merak, Pelabuhan Bakauheni.
“Lampung, Palembang, Sumatra, Jambi, Riau dan nyeberang lagi ke Singapura,” kayanya.
Perjalanan di lanjutkan ke Malaysia, Thailand, dan ke negara Uni Emirat Arab. Mengenai kemampuan bahasa, mereka mengaku cukup minim. Namun hal itu tidak menyurutkan niat baik mereka.
“Kita bermalam di kantor polisi, masjid, atau di rumah-rumah warga, koordinasi sama komunitas,” katanya.