SERAYUNEWS- Pj Bupati Cilacap Yunita Dyah Suminar menggelar pertemuan dengan Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta dan PKK) Kementerian Ketenagakerjaan, Suhartono. Pertemuan berlangsung di Ruang Prasanda Rumah Dinas Bupati, Selasa (18/7/2023). Pertemuan itu membahas perluasan penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri termasuk sektor tenaga kesehatan.
Pertemuan ini untuk memberikan lebih banyak kesempatan bagi tenaga kerja lokal dan mengatasi dominasi penempatan sektor nonformal. Pj Bupati Cilacap menyampaikan, pentingnya memberikan kesempatan yang sama bagi tenaga kesehatan baik di sektor formal maupun non formal, serta menekankan perlunya peningkatan penempatan tenaga kesehatan di luar negeri.
Kabupaten Cilacap menjadi salah satu kantong pekerja migran terbesar, dengan didominasi penempatan pada sektor nonformal (rumah tangga) dan formal, dengan fokus terbatas pada tenaga kesehatan.
Menyadari potensi para profesional terampil di industri kesehatan, Yunita menekankan perlunya menjajaki peluang tenaga kesehatan untuk menyumbangkan keahliannya di luar negeri.
“Memang (tenaga kesehatan) sudah over produksi di Jawa Tengah maupun Indonesia. Maka kalau terserap di Indonesia juga masih kelebihan. Sehingga saya berpikir bagaimana solusinya. Ternyata ada program yang bagus,” ujar Yunita.
Penempatan sektor nonformal menimbulkan kesan pekerja migran Indonesia yang mayoritas berketerampilan rendah. Untuk mengatasi hal tersebut, pertemuan itu bertujuan untuk membahas strategi untuk mempromosikan penempatan tenaga kerja dengan pendidikan tinggi dan keterampilan khusus, termasuk tenaga kesehatan.
“Saat ini tenaga kerja asing formal asal Kabupaten Cilacap banyak ditempatkan di sektor manufaktur di negara-negara seperti Korea, Jepang, dan Taiwan, dengan Malaysia menjadi tujuan tenaga kerja di sektor pertanian dan konstruksi atau bangunan,” ujar Dirjen Binapenta dan PKK Kemnaker, Suhartono.
Berdasarkan rekapitulasi Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) yang terdaftar pada tahun 2022, diproyeksikan sebanyak 7.479 orang akan mencari pekerjaan di luar negeri. Dari jumlah tersebut, 3.441 orang berasal dari sektor formal, sedangkan 4.038 orang berasal dari sektor nonformal.
Selain membahas perluasan penempatan tenaga kerja sektor tenaga kesehatan, pertemuan tersebut juga membahas potensi kemitraan dengan lembaga kesehatan internasional dan negara-negara yang membutuhkan profesional medis yang terampil, dengan fokus untuk memastikan kesejahteraan dan perlindungan pekerja.