Ilustrasi | QRIS akan segera diperluas ke India dan Arab Saudi setelah sukses di negara-negara ASEAN. (Freepik)
SERAYUNEWS – Inovasi sistem pembayaran digital Indonesia, QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), terus berkembang tak hanya di dalam negeri, tapi kini mulai merambah ke panggung internasional.
Setelah sukses digunakan di sejumlah negara ASEAN, langkah terbaru Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa Arab Saudi dan India akan segera ikut dalam jaringan QRIS lintas negara.
Apa artinya? Peluang besar untuk transaksi antarnegara dengan lebih mudah, cepat, dan efisien.
QRIS Menuju India dan Arab Saudi
Menurut keterangan BI dan pihak terkait, upaya memperluas layanan QRIS ke India dan Arab Saudi saat ini tengah berada di tahap finalisasi teknis dan kerja sama antar lembaga pembayaran.
Di India, diskusi sudah memasuki tahap teknis antara Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) dan NPCI International (National Payments Corporation of India).
Sementara untuk Arab Saudi, proses sudah melalui dialog dengan bank sentralnya (The Saudi Arabian Monetary Authority / SAMA), menyusul uji coba yang telah dimulai dalam konteks QRIS antarnegara.
Kenapa India dan Arab Saudi?
Ada beberapa alasan kuat di balik pemilihan kedua negara ini:
Volume perjalanan dan hubungan ekonomi
Banyak warga Indonesia yang melakukan perjalanan ke Arab Saudi (untuk umrah/haji) dan ke India dalam konteks wisata, bisnis, atau pendidikan.
Dengan QRIS lintas batas, mereka bisa bertransaksi tanpa harus menukarkan mata uang, sehingga mengurangi kerepotan dan risiko fluktuasi kurs.
Potensi transaksi lintas negara yang besar
India sebagai negara dengan populasi sangat besar dan penetrasi digital yang terus meningkat memiliki pasar yang menarik bagi layanan pembayaran internasional.
Arab Saudi juga sebagai pusat ibadah Islam, banyak aktivitas jasa dan perdagangan yang melibatkan orang Indonesia. Kemudahan pembayaran digital menjadi nilai tambah.
Perluasan dampak dari QRIS cross-border
Sejauh ini, QRIS lintas negara sudah digunakan dan berkembang di Malaysia, Thailand, dan Singapura. Transaksi inbound dan outbound dari/ke negara-negara ASEAN ini telah menunjukkan tren positif.
Ekspansi ke India dan Arab Saudi dianggap sebagai langkah strategis agar QRIS menjadi pembayaran digital internasional yang lebih luas.
Tantangan dan Tahapan yang Masih Berjalan
Meskipun antusiasme tinggi, BI dan pihak terkait masih menghadapi beberapa tantangan teknis dan regulasi:
Sinkronisasi regulasi antar negara
Sistem pembayaran setiap negara dikendalikan oleh regulator dan bank sentral yang berbeda. Penyusunan peraturan dan standar keamanan, kepatuhan anti pencucian uang (AML), KYC (Know Your Customer), privasi data, dan interoperabilitas teknis harus disepakati bersama.
Infrastruktur dan kesiapan pelaku usaha
Merchant di negara tujuan harus siap menerima QRIS, baik dari sisi sistem pemindaian QR maupun e-wallet/aplikasi pembayaran yang kompatibel. Demikian juga pengguna di luar negeri perlu mengetahui cara menggunakan QRIS, terutama melalui aplikasi atau dompet digital.
Uji coba dan sandbox
Sebelum peluncuran resmi, diperlukan tahap uji coba (sandbox) untuk memastikan keamanan, stabilitas, dan pengalaman pengguna berjalan dengan baik. BI sudah memulai uji coba dengan sejumlah penyedia pembayaran internasional untuk India dan Arab Saudi.
Dampak dan Peluang ke Depan
Jika berhasil, penggunaan QRIS di India dan Arab Saudi akan membawa beberapa manfaat:
Memudahkan transaksi wisatawan dan pekerja migran Indonesia di luar negeri.
Memperluas pasar bagi UMKM dalam negeri agar bisa menerima pembayaran dari konsumen internasional tanpa ribet.
Memacu pertumbuhan dompet digital dalam negeri dan layanan keuangan digital lainnya.
Dengan semua perkembangan ini, bisa dikatakan bahwa integrasi QRIS ke Arab Saudi dan India bukan sekadar rencana ambisius, melainkan langkah nyata menjadikan QRIS sebagai solusi pembayaran digital global buatan Indonesia.
Untuk pengguna, pelaku usaha, dan pelancong, ini adalah kabar yang sangat menggembirakan.