SERAYUNEWS – Media massa di wilayah Banyumas dan sekitarnya, akhirnya memboikot pemberitaan seputar Persibas Banyumas.
Langkah ini, buntut dari kebiajakan media officer Persibas yang melarang wartawan ketika akan melakukan peliputan, Minggu (5/11/2023).
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Banyumas, Liliek Darmawan, sangat menyayangkan sikap penyelenggara pertandingan. Media yang seharusnya di ajak kerjasama, malah di halangi.
“Sikapnya kurang etis, itu aneh. Bukannya di gandeng untuk mempublikasikan, tapi malah dilarang?” katanya, Senin (06/11/2023).
Kalau memang ada regulasi baru, seharusnya sudah tersosialisasi sebelum pelaksanaan pertandingan. Sehingga, ada komunikasi dengan media untuk mencari solusi yang tidak merugikan kedua belah pihak.
“Kalau memang ada aturan atau regulasi baru, harusnya beberapa hari sebelumnya sudah di sampaikan, duduk bersama dan mencari win win solution. Kalau sudah sampai lokasi dan seperti itu, jelas mengecewakan,” ujarnya.
Liliek menambahkan, mau melarang peliputan atau tidak, itu memang sepenuhnya jadi hak penyelenggara. Hanya saja perlu di ketahui, awak media itu datang untuk melakukan peliputan.
Informasi itu kemudian akan tersiar ke khalayak, terutama penggemar Persibas yang tidak hadir langsung menyaksikan pertandingan.
“Wartawan datang ke lokasi, dalam hal ini peliputan pertandingan sepakbola, sama sekali tidak dalam rangka mencari atau mendapatkan keuntungan pribadi. Wartawan datang kan untuk liputan, tidak untuk membuat rusuh, mencuri, atau perbuatan yang menganggu acara. Peran kita kan memberikan informasi kepada masyarakat. Kenapa juga harus bayar?” kata dia.
Ketua Asosiasi Jurnalis Indonesia (AJI) Purwokerto, Rudal Afghani menyampaikan, sepakbola merupakan bagian dari sarana hiburan masyarakat. Artinya, publik berhak menikmati informasi perihal sepakbola dan tim kesayangannya.
“Media sebagai sarana penyebar informasi dan hiburan, semestinya mendapat kemudahan akses dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi publik,” katanya.
Dalam hal liputan sepakbola yang sifatnya komersial, panitia dan jurnalis baiknya duduk bersama untuk menentukan solusi. Sehingga, publik bisa menikmati suguhan informasi sepakbola sebagai olahraga kegemaran masyarakat tanpa merugikan penyelenggara.
“Kalau kondisinya seperti itu, media di Banyumas boikot saja pemberitaan Persibas. Menghalangi kerja jurnalis tentu ada konsekuensi hukumnya, karena jurnalis di lindungi UU Pers,” kata dia.
Sementara itu, Ketua Persibas Banyumas Sutarno, menyampaikan permintaan maaf atas kejadian tersebut. Dia menegaskan, manajemen Persibas sama sekali tidak melarang media untuk melakukan peliputan. Bahkan, mereka sangat mengharapkan kehadirannya.
“Saya pribadi dan manajemen minta maaf, sama sekali tidak melarang. Dari dulu kita hubungan baik, bahkan nama Persibas dan para pemainnya menjadi besar itu tidak lepas dari peran media. Ini hanya karena miss komunikasi,” kata dia.