SERAYUNEWS – Meskipun belum ada permintaan resmi dari masyarakat terkait distribusi air bersih, BPBD Banyumas memastikan kesiapsiagaan menghadapi potensi kekeringan di musim kemarau 2025.
Hal itu disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Banyumas, Budi Nugroho, Jumat (25/7/2025). Ia menyebutkan bahwa hingga saat ini, belum ada satu pun desa yang mengajukan permintaan droping air bersih.
“Droping air bersih sampai hari ini belum ada permintaan, meskipun sebenarnya perkiraan musim kemarau sudah dimulai sejak dasarian terakhir bulan Mei,” ujar Budi.
Salah satu desa yang sempat menjadi perhatian adalah Desa Panusupan, Kecamatan Cilongok. Namun, hingga kini kebutuhan air di sana masih bisa ditangani mandiri oleh pemerintah desa setempat.
Meski demikian, BPBD terus memantau dan meningkatkan kesiapsiagaan. Cuaca yang tidak menentu membuat prediksi semakin sulit.
“Kadang hujan datang, kadang tidak. Tapi ada wilayah-wilayah tertentu yang meskipun turun hujan, daya resap airnya sangat rendah, sehingga tetap berpotensi mengalami kekeringan,” jelas Budi.
Berdasarkan pemetaan BPBD, ada 81 desa di 15 hingga 17 kecamatan yang berpotensi terdampak kekeringan seperti yang terjadi tahun sebelumnya.
Untuk itu, BPBD mengaktifkan Ronda Waspada Bencana, sistem pelaporan cepat yang memungkinkan masyarakat mengirim laporan langsung kepada petugas lapangan.
“Tahun lalu, kami melayani droping air bersih hingga 14,6 juta liter, hasil kolaborasi dengan berbagai pihak dalam skema Penta Helix. Jika satu tangki berisi 5.000 liter, tinggal dihitung berapa jumlah armada yang kami turunkan saat itu,” katanya.
BPBD Banyumas juga memastikan kesiapan dari sisi pendanaan. Anggaran telah tersedia melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan Belanja Tidak Terduga (BTT). Penyaluran bantuan akan dilakukan berdasarkan asesmen kebutuhan di lapangan.
“Prinsip kami, bantuan harus berbasis asesmen. Jadi tidak hanya siap logistik dan personel, tapi juga anggaran sudah kita siapkan. Jika nanti ada permintaan resmi dari desa atau kecamatan, kami bisa langsung bergerak,” tegas Budi.
BPBD mengimbau masyarakat untuk proaktif melaporkan kondisi kekeringan di wilayah masing-masing, agar penanganan bisa dilakukan cepat dan tepat sasaran.
Kanal pelaporan resmi seperti Ronda Waspada Bencana dapat dimanfaatkan secara maksimal.