Sejumlah postingan peristiwa itu di facebook juga dibagikan ribuan kali. Beragam komentar netizen mengkaitkan fenomena itu dengan sebuah pertanda bahaya seperti racun bahkan bencana alam.
Berikut kemungkinan penyebab ikan mati yang terdampar di pantai Jetis Kecamatan Nusawungu :
Kerusakan jaring nelayan saat mencari ikan ditengah laut, membuat ikan hasil tangkapan yang hampir diangkat ke perahu jatuh kembali ke air. Hal tersebut dijelaskan Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Cilacap, Sarjono. Dia juga membantah dugaan ikan yang mati disebabkan karena diracun pencari ikan apalagi fenomena alam.
Dikatakanya, jaring berjenis payang yang digunakan nelayan tradisional, mengalami robek saat diangkat ke perahu. Nelayan yang menggunakan jaring payang ini berasal dari Cilacap, sekitar Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap (PPSC) atau Tempat Pelelangan Ikan Sentolokawat. Area tangkapan nelayan ini dari perairan di sekitar selatan Cilacap hingga ke perairan selatan Kebumen, termasuk di selatan Desa Jetis Kecamatan Nusawungu. Hasil tangkapan para nelayan ini yaitu ikan berjenis petek berukuran kecil hingga sedang.
“Selama ini nelayan Cilacap tidak ada yang berani menggunakan bahan-bahan berbahaya saat menangkap ikan. Jaring Payang adalah jenis jaring tarik tradisional. Kapasitas jaring mencapai dua hingga tiga ton. Ikan itu mati karena kekurangan oksigen sewaktu berada di jaring,” jelasnya.
Fenomena Ribuan Ikan Mati terdampar juga pernah terjadi di sejumlah wilayah Indonesia. Seperti yang terjadi di Ambon pada pertengahan September lalu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ( LIPI) Ambon mengungkap penyebab kematian ribuan ekor ikan di sejumlah pantai di Pulau Ambon, dalam beberapa hari terakhir. Dari penelitian yang dilakukan melalui uji sampel di laboratorium, ribuan ekor ikan yang ditemukan terdampar itu diduga kuat mati karena mengalami fenomena alam yang memengaruhi perubahan massa air
Upwelling merupakan sebuah fenomena di mana air laut yang lebih dingin dan memiliki massa lebih besar bergerak dari dasar laut ke permukaan, akibat pergerakan angin di atasnya.
Terkait dengan perubahan cuaca dan peningkatan suhu, Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo menduga penyebab kematian ribuan ikan di Pantai Jetis yang berbatasan dengan Pantai Logending, Kabupaten Kebumen, tersebut akibat peningkatan suhu.
“Hari ini Cilacap masuk hari tanpa bayangan, kemungkinan suhu meningkat,” ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Cilacap melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) serta Dinas Perikanan dan Kelautan Cilacap akan melakukan penyelidikan terkait penyebab ribuan ikan yang mati di pantai Jetis Kecamatan Nusawungu. Kepala Dinas Perikanan Cilacap, Ditiasa Pradipta menjelaskan, akan melakukan penyelidikan terkait fenomena tersebut, begitu juga dengan Kepala DLH Kabupaten Cilacap Awaluddin Muuri.
“Kami masih menyelidiki dengan mengambil sampel (ikan dan air laut) untuk dilakukan uji laboratorium. Hasilnya, kami belum tahu karena masih dalam proses,” kata Awalludin.