SERAYUNEWS – Jagat media sosial sedang ramai membicarakan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Sorotan ini muncul setelah publik mengetahui bahwa hasil efisiensi pemerintah tidak hanya dialokasikan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG), tetapi juga untuk Danantara.
Keputusan tersebut memicu reaksi luas di berbagai platform digital, khususnya X (Twitter), hingga menjadi trending. Salah satu cuitan yang mencerminkan kebingungan publik datang dari akun @Saham_fess:
“Guys… finalis… OCCRP… jadi… pengawas… Danantara? Gimana sih konsepnya gue bingung. Kayak di luar nalar banget bj** plot twist-nya. Absolute cinema!” cuit @Saham_fess.
Namun, bukan hanya pengalokasian dana yang menjadi perbincangan, melainkan juga keputusan Presiden Prabowo Subianto yang meminta mantan Presiden RI untuk mengawasi Danantara.
Warganet mempertanyakan relevansi peran mereka, terutama Joko Widodo yang sebelumnya masuk dalam laporan OCCRP sebagai finalis tokoh terkorup di dunia.
Reaksi publik pun semakin memanas. Beberapa akun di media sosial menyerukan aksi menarik dana dari bank BUMN sebagai bentuk protes terhadap kebijakan ini. Salah satu cuitan yang banyak dibagikan berbunyi:
“Gimana kalau kita semua menarik uang dari Bank BUMN serentak pada 28 Februari? Bakal seru kayaknya.”
Jika banyak nasabah menarik uangnya secara bersamaan, bank bisa kewalahan memenuhi permintaan likuiditas.
Hal ini berpotensi menyebabkan keterlambatan pencairan dana, antrean panjang di bank, hingga layanan perbankan yang terganggu.
Bank beroperasi dengan sistem perputaran dana. Uang yang disimpan oleh nasabah tidak serta-merta berada dalam bentuk tunai, melainkan diputar dalam bentuk pinjaman dan investasi.
Jika dana ditarik secara besar-besaran, bank bisa mengalami krisis likuiditas yang berujung pada ketidakstabilan operasional.
Bank BUMN memiliki peran strategis dalam perekonomian Indonesia. Jika terjadi penarikan dana secara massal, bukan hanya bank yang terdampak, tetapi juga stabilitas ekonomi secara keseluruhan.
Kepercayaan investor dapat goyah, nilai tukar rupiah bisa terpengaruh, dan keuangan negara bisa mengalami tekanan.
Seruan menarik dana dari bank bisa saja dimanfaatkan oleh pihak yang ingin menciptakan instabilitas ekonomi.
Saat kepercayaan terhadap lembaga keuangan melemah, pihak-pihak tertentu bisa memperoleh keuntungan, baik secara politis maupun ekonomi.
Demikian efek munculnya seruan tarik uang di bank plat merah buntut dari Danantara yang viral di sosmed. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda.***