Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji meminta agar pihak terkait lebih mengedepankan pembinaan dan tidak terburu buru menggunakan pendekatan hukum. Hal senada juga disampaikan Anggota Komisi IX DPR RI Imam Suroso dalam Dialog Interaktif Dalam Rangka Pembinaan UMKM Obat Tradisional dan Pencanangan Jamu Cilacap bersama Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPPOM), Perkumpulan Pelaku Jamu Alami Indonesia (PPJAI) di Hotel Atrium Cilacap, Rabu (04/12/2019).
“Saya minta jamu jangan dioyok-oyok, tapi mari duduk bersama, sharing, apa yang menjadi kendala, lalu dibina agar kembali ke jamu tradisional,” jelas Tatto.
Menurutnya, para pengusaha jamu ini diberi pembinaan agar kembali ke jamu tradisional. Dengan diberikan pembinaan dan pendampingan maka diharapkan para pengusaha jamu yang sebelumnya masih mencampur dengan bahan kimia, kembali ke bahan-bahan alami. Menjadi jamu tradisional yang paling aman bagi kesehatan masyarakat. Apalagi, bahan-bahan jamu sangat mudah didapatkan di sekitar masyarakat.
“Jamu tradisional ini warisan leluhur, dan harus dilestarikan. Saya ingin menghidupkan kembali jamu tradisional, karena jamu obat tradisional yang paling aman. Melalui workshop ini agar memotivasi pengusaha jamu agar kembali ke jamu yang aman, yang seperti dulu,” ungkapnya.
Untuk mendukung hal tersebut, Anggota Komisi IX DPR RI Imam Suroso mengaku akan menggelar rapat gabungan dengan Komisi III sebagai mitra Kepolisian RI, agar bisa memahami persoalan jamu serta tidak menggunakan penegakan hukum terhadap pengusaha jamu di Indonesia. Akan tetapi, ikut memberikan pembinaan.
“Saya juga akan minta kepada Kepolisian untuk kut membina, jangan main sikat saja. Kasihan rakyat,” katanya.
Dikatakannya, obat tradisional seperti jamu dihidupkan kembali. Apalagi, Cilacap pernah menjadi sentra Jamu di Jawa Tengah, sehingga jamu tradisional jangan sampai punah. Dengan pembinaan dan pendampingan maka diharapkan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari daerah.
“Jamu jangan sampai hilang atau tenggelam. Mari kita ‘ON’ kan lagi, agar masyarakat bisa bekerja lagi, ekonominya maju, umurnya panjang-panjang. Saya terimakasih pak bupati membangkitkan jamu tradisional, saya akan kawal dari pusat dan Badan POM membina,” katanya.
Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatam dan Komestik BPOM RI Mayagustina Andarini mengatakan jika produk jamu ilegal atau yang menggunakan campuran bahan kimia obat sudah berkurang drastis, terutama di Cilacap. Untuk itu, pihaknya terus mendorong pengusaha atau UMKM jamu di Cilacap untuk terus tumbuh dan memproduksi jamu berkualitas yang bagus. Bekerjasama dengan Perkumpulan Pelaku Jamu Alami Indonesia (PPJAI) Kabupaten Cilacap, BPOM juga terus mengeluarkan izin edar jamu tradisional, yang saat ini sudah mencapai 140 izin
“Tugas kami melindungi masyarakat dari konsumsi obat yang tidak memenuhi standar, dan kami juga menjamin obat tradisional yang sampai ke masyarakat itu aman, dan yang dikonsumsi masyarakat itu sehat,” katanya.
Menurutnya, mmasyarakat pun harus turut andil untuk ikut memerangi jamu-jamu yang mengandung bahak kimia obat, dengan tidak membeli dan mengkonsumsi jamu tersebut. Satu diantaranya dengan ikut mengecek jamu-jamu legal dan illegal melalui website BPOM RI.
“Masyarakat, bisa cek melalui ponselnya, produk-produk jamu yang aman, dengan melihat ke website dari BPOM RI. Sehingga masyarakat akan lebih hati-hati dalam konsumsi jamu tradisional yang terdaftar di BPOM,” katanya.
Sementara, Ketua PPJAI Mukit Hendrayatno mengatakan pihaknya terus mendorong UMKM jamu di Cilacap untuk terus memproduksi jamu tradisional yang aman bagi masyarakat. Sehingga jamu tradisional akan semakin diminati oleh masyarkaat untuk dikonsumsi sehari-hari. “Kami ingin menggembalikan kejayaan jamu tradisional di Cilacap, yang menyehatkan masyarakat,” ujarnya.
Untuk itu, dalam kesempatan tersebut, juga dilakukan pencanangan jamu sehat di Cilacap, dengan ditandatangani oleh BPOM, PPJAI, Bupati Cilacap, Anggota Komisi IX DPR RI, BBPOM Semarang, dan Laka POM Banyumas.
.