SERAYUNEWS – Jika Anda tengah mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) tahun 2025, salah satu kewajiban yang tak boleh dilewatkan adalah mengumpulkan jurnal pembelajaran.
Namun, tak cukup hanya menulis dan mengunggahnya—ada syarat penting lain yang harus dipenuhi: jurnal Anda harus lolos pemeriksaan plagiarisme.
Plagiarisme bukan sekadar menyalin, tetapi lebih pada mengambil karya atau ide orang lain tanpa mencantumkan sumbernya.
Dalam dunia akademik, tindakan ini tergolong pelanggaran serius, termasuk dalam PPG yang notabene mendidik calon guru profesional.
Maka tak heran, setiap jurnal pembelajaran yang Anda buat wajib melalui pengecekan plagiarisme sebelum dikumpulkan.
Setiap lembaga atau kampus pelaksana PPG biasanya memiliki kebijakan masing-masing soal batas toleransi plagiarisme. Secara umum, angka maksimal yang kerap dijadikan patokan adalah 25%.
Artinya, jika tingkat kemiripan jurnal Anda melebihi angka tersebut, besar kemungkinan jurnal tersebut akan ditolak atau dikembalikan untuk revisi.
Meski ada juga institusi yang memberikan toleransi hingga 30%, Anda sebaiknya tetap menjaga tingkat kemiripan serendah mungkin.
Bukan hanya demi memenuhi syarat administrasi, tetapi juga untuk menjunjung tinggi etika akademik yang harus dimiliki setiap tenaga pendidik.
Anda tak perlu mengeluarkan biaya untuk mengecek plagiarisme. Saat ini sudah tersedia beberapa platform daring yang bisa digunakan secara gratis dan mudah. Berikut dua rekomendasi yang bisa Anda coba:
1. Cek Plagiarisme Lewat ZeroGPT
ZeroGPT awalnya dikenal sebagai alat pendeteksi teks berbasis AI, namun kini juga dilengkapi fitur pendeteksi plagiarisme.
Langkah-langkahnya:
2. Gunakan Duplichecker untuk Pemeriksaan Menyeluruh
Duplichecker adalah salah satu tools populer yang sering digunakan oleh pelajar dan penulis untuk mengecek plagiarisme teks.
Cara menggunakannya:
Untuk memastikan jurnal Anda aman dari plagiarisme, berikut beberapa tips sederhana:
Penting untuk dipahami bahwa alat pengecekan plagiarisme seperti ZeroGPT atau Duplichecker memiliki tingkat akurasi berbeda-beda.
Maka, gunakan hasil dari alat tersebut sebagai acuan awal, bukan sebagai penentu mutlak.
Jika memungkinkan, konsultasikan hasilnya kepada dosen pembimbing atau pengelola PPG di kampus Anda.
Sebagai peserta PPG, Anda diharapkan memiliki pemahaman yang baik tentang integritas akademik.
Menghindari plagiarisme bukan hanya soal memenuhi syarat administratif, tetapi juga bagian dari membentuk karakter profesional sebagai pendidik.
Dengan memahami batas maksimal plagiarisme serta mengetahui cara memeriksanya, Anda bisa memastikan jurnal pembelajaran yang dikumpulkan benar-benar orisinal dan layak untuk dinilai.***