SERAYUNEWS – Simak contoh essay PPG Prajabatan 2025, lengkap dengan panduan untuk calon guru inspiratif.
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan 2025 kembali hadir sebagai kesempatan berharga bagi para lulusan S1 atau D4 yang ingin menapaki profesi mulia sebagai guru.
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) telah resmi membuka pendaftarannya sejak 14 Oktober 2025.
Selain administrasi dan tes seleksi, salah satu tahap penting yang sering membuat peserta berpikir keras adalah penulisan esai reflektif.
Esai ini bukan hanya menjadi formalitas, tetapi juga menjadi sarana bagi calon guru untuk menunjukkan siapa dirinya, apa motivasinya, dan bagaimana ia siap berkontribusi dalam dunia pendidikan Indonesia.
Banyak peserta yang menganggap esai sebagai syarat tambahan.
Padahal, dari sinilah tim seleksi bisa menilai kepribadian, semangat belajar, serta nilai-nilai kepemimpinan dalam diri calon guru.
Melalui esai, Anda berkesempatan menunjukkan keaslian pikiran dan ketulusan niat menjadi pendidik.
Pihak Kemendikdasmen menyebut, guru masa depan adalah mereka yang reflektif, profesional, dan berkarakter pembelajar sepanjang hayat.
Jadi, tulislah esai bukan sekadar untuk “lolos”, tapi untuk menunjukkan kesiapan Anda mengemban peran penting sebagai agen perubahan.
Berikut ini contoh dan inspirasi jawaban dari bagian A dan B, yang bisa Anda jadikan referensi untuk membuat versi Anda sendiri.
Bagian A: Motivasi dan Kesiapan Menjadi Guru
A. Apa yang memotivasi Anda menjadi guru? Apa yang Anda lakukan untuk mewujudkan motivasi tersebut?
Menjadi guru adalah panggilan hati. Saya tumbuh melihat bagaimana guru mampu mengubah kehidupan seseorang, bukan hanya lewat pelajaran di kelas, tapi juga lewat teladan dan perhatian. Motivasi saya sederhana: saya ingin menjadi bagian dari perubahan itu.
Untuk mewujudkannya, saya aktif menjadi relawan literasi di desa, mengajar anak-anak membaca, dan belajar membuat media pembelajaran yang menarik.
Saya percaya, pendidikan yang menyenangkan akan membuat anak mencintai proses belajar.
A.1. Tantangan apa yang Anda hadapi dalam mewujudkan motivasi tersebut? Bagaimana Anda mengatasinya?
Tantangan terbesar bagi saya adalah menghadapi sikap sebagian siswa yang kehilangan minat belajar. Di era media sosial, perhatian mereka cepat teralih.
Saya mencoba mengatasinya dengan menghadirkan metode yang lebih interaktif, seperti kuis digital, video pembelajaran, dan diskusi terbuka.
Selain itu, saya juga belajar mengelola emosi agar tetap sabar dan tenang saat menghadapi berbagai karakter siswa. Dengan begitu, saya bisa menjadi contoh yang konsisten bagi mereka.
A.2. Apa kelebihan yang mendukung peran Anda sebagai guru? Jelaskan alasannya dan berikan contohnya!
Saya memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan senang berbagi cerita. Hal ini memudahkan saya menjelaskan konsep pembelajaran dengan bahasa yang sederhana.
Saya juga terbiasa menggunakan teknologi digital, seperti e-learning dan aplikasi interaktif.
Misalnya, saya membuat kuis online yang bisa diakses siswa lewat ponsel mereka. Hasilnya, kelas jadi lebih hidup dan siswa lebih termotivasi.
Kelebihan ini membuat saya lebih adaptif terhadap perubahan dan mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
A.3. Bagaimana hasilnya?
Upaya tersebut membuat siswa lebih antusias dan terlibat aktif. Saya juga belajar banyak tentang pentingnya komunikasi dua arah antara guru dan siswa.
Hasil lain yang saya syukuri adalah meningkatnya rasa percaya diri saya dalam mengajar.
Pengalaman ini meneguhkan keyakinan bahwa menjadi guru bukan sekadar profesi, tapi komitmen untuk terus belajar dan tumbuh bersama murid.
Bagian B: Pengembangan Diri Calon Guru
B. Ceritakan pengalaman ketika Anda perlu mempelajari hal-hal baru untuk meningkatkan performa. Hal-hal baru apa yang Anda pelajari?
Saya pernah merasa kurang percaya diri dalam menyusun Rencana Pembelajaran (RPP). Untuk memperbaikinya, saya mengikuti pelatihan daring dan mempelajari Kurikulum Merdeka.
Saya belajar bagaimana membuat tujuan pembelajaran yang kontekstual dan berbasis projek.
Dari pengalaman ini, saya menyadari pentingnya fleksibilitas dan inovasi dalam mengajar.
B.1. Bagaimana cara Anda mengidentifikasi area yang perlu dikembangkan? Mengapa hal itu penting?
Saya melakukan refleksi setiap selesai mengajar. Biasanya, saya menulis catatan kecil tentang bagian mana yang berjalan lancar dan bagian mana yang perlu diperbaiki. Saya juga meminta masukan dari mentor dan teman sejawat.
Langkah ini penting karena dunia pendidikan selalu berubah. Jika guru berhenti belajar, maka pembelajaran juga akan berhenti berkembang.
B.2. Tindakan apa yang Anda lakukan untuk mengembangkan diri? Apakah ada cara berbeda yang Anda gunakan?
Selain mengikuti workshop, saya mencoba pendekatan yang lebih kreatif: membuat jurnal pembelajaran digital di blog pribadi.
Setiap minggu saya menulis refleksi tentang pengalaman mengajar, ide kegiatan baru, hingga kesalahan kecil yang saya pelajari.
Tak hanya itu, saya juga membuat video edukatif pendek di media sosial agar bisa berbagi ilmu dengan lebih luas.
Cara ini membuat saya lebih berani tampil dan membuka peluang kolaborasi dengan guru lain di berbagai daerah.
B.3. Apa tantangan dalam proses pengembangan diri? Bagaimana Anda mengatasinya?
Kesulitan utama saya adalah membagi waktu antara belajar, mengajar, dan kegiatan pribadi. Awalnya, semua terasa menumpuk.
Namun saya mulai menerapkan manajemen waktu ketat dengan membuat jadwal harian. Selain itu, saya belajar untuk tidak takut gagal.
Saya jadikan setiap kesalahan sebagai proses pembelajaran. Dukungan dari komunitas guru juga sangat membantu dalam menjaga semangat.
B.4. Apa hasil yang Anda peroleh? Bagaimana Anda menerapkannya dalam peran Anda sebagai calon guru?
Kini saya merasa lebih siap menghadapi berbagai situasi di kelas. Saya lebih percaya diri mencoba metode baru dan mampu membaca kebutuhan siswa dengan lebih baik.
Dalam setiap pembelajaran, saya berusaha menciptakan suasana yang inklusif dan menyenangkan. Bagi saya, guru bukan hanya pengajar, tapi juga pendengar, pendorong, dan inspirator.
Esai PPG Prajabatan 2025 adalah cermin dari kepribadian Anda sebagai calon guru. Di sinilah Anda menunjukkan semangat, refleksi diri, dan komitmen untuk menjadi pendidik sejati.
Gunakan contoh-contoh di atas hanya sebagai inspirasi, lalu kembangkan dengan cerita dan pengalaman pribadi Anda sendiri.
Dengan kejujuran dan dedikasi, Anda tak hanya menulis esai yang bagus, Anda sedang menulis awal perjalanan menuju guru profesional masa depan.***