Purbalingga, serayunews.com
“Soedirman Fashion Street merupakan peragaan busana batik yang khusus menampilkan karya perajin dan desainer batik dari Purbalingga. Motif batiknya adalah Panglima Besar Jenderal Soedirman yang notabene adalah pahlawan kemerdekaan kelahiran Desa Bantarbarang Kecamatan Rembang, Purbalingga,” kata Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Purbalingga, Rizal Diansyah, selaku penggagas kegiatan, Kamis (25/8/2022).
Peserta perhelatan tersebut adalah dari 29 Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Dharma Wanita, PKK, 18 kecamatan dan juga Perumda. Selain itu juga ada penampilan khusus dari Bupati, Wabup, Ketua DPRD dan juga Forkompimda degan mengenakan batik motif Soedirman.
“Event ini salah satunya kami adakan untuk memperkenalkan batik motif Soedirman. Batik ini menjadi akan dijadikan ikon di Kabupaten Purbalingga. Perajin batik dan juga desainernya dari Purbalingga. Diharapkan dengan demikian sektor UMKM batik bisa menggeliat kembali,” tuturnya.
Sementara itu Ketua Sentra Batik Purbalingga Yoga Prabowo mengatakan event yang digelar pemerintah kabupaten Purbalingga tersebut sangat membantu para perajin batik yang sudah tahun terpuruk akibat pandemi Covid-19. Para pembatik Purbalingga sangat mendukung tema motif Batik Soedirman dalam pagelaran Soedirman Fashion Street.
“Mereka kembali bersemangat untuk kembali berkreasi,” ungkapnya.
Ditambahkan, hingga hari ini sebanyak 20 sentra batik di Purbalingga sedang memproduksi 350 kain batik Soedirman untuk ditampilkan di perhelatan ini.
Titin Wahyuningsih, dari sentra Batik Mangunegara, Mrebet mengatakan dirinya kebanjiran oder batik Soedirman.
“Kami mendapatkan order sabanyak 70 batik Soedirmna dari dinas dan insatansi yang ada di Purbalingga. Untuk harga per-pcs bisa bervariasi menurut tingkat kerumitannya, harga Rp 200 ribu untuk batik cap, Rp 350 ribu untuk batik kombinasi antara cap dan tulis sedangkan untuk batik tulis penuh dihargai Rp 500 ribu,” ujarnya.
Rizki Purwitasari dari Galeri Purwita Majapura mengatakan dengan adanya event Soedirman Fashipn Street tersebut memberikan tantangan bagi para pembatik untuk berkreasi membuat motif-motif baru.
“Setelah dua tahun off dari event, kini para pembatik bisa menuangkan ide-idenya untuk membuat motif yang indah,” imbuhnya.