SERAYUNEWS-Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purbalingga Tri Gunawan Setyadi mengatakan, saat ini pihaknya sedang dalam upaya penuntasan pelaksanaan Kurikulum Merdeka yang pada tahun ajaran 2024/2025 ditargetkan telah dilaksanakan di semua jenjang sekolah yang ada di wilayahnya.
“Insyaallah guru-guru di Kabupaten Purbalingga semua menerima pelatihan dan bimtek untuk Implementasi Kurikulum Merdeka. Dan Insyaallah tahun ajaran 2024/2025 ini kita serentak secara keseluruhan dari jenjang TK/PAUD, SD, hingga SMP melaksanakan Kurikulum Nasional yang bernama Kurikulum Merdeka,” jelas Tri Gunawan, Senin (1/7/2024).
Pihaknya optimistis pelaksanaan Kurikulum Merdeka di Purbalingga akan berjalan sesuai dengan ruh dari kurikulum ini yakni, guru diberikan kemerdekaan mengajar, sedangkan siswa siswi diberikan hak untuk merdeka mendapatkan pembelajaran.
Sementara itu Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) secara resmi me-launching implementasi Kurikulum Nasional dan Sosialisasi “Mageh Pada Sekolah” Tingkat Kecamatan Rembang di Halaman Pendopo Kecamatan, Sabtu (29/06/2024). Kegiatan ini diharapkan kian membangkitkan semangat kebersamaan seluruh jajaran pendidik dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Purbalingga melalui implementasi Kurikulum Merdeka.
“Mari seluruh pendidikan saling bergandengan tangan merapatkan barisan menggalang kebersamaan guna mewujudkan merdeka belajar melalui implementasi Kurikulum Merdeka guna mewujudkan generasi cerdas, unggul, berjiwa Pancasila ke depannya,” kata Bupati Tiwi.
Bupati Tiwi menyebutkan jika tantangan dan pekerjaan rumah (PR) tenaga pendidikan ke depan tidaklah mudah. Dimana para tenaga pendidik (guru), kata dia, tak hanya sebagai ujung tombak dalam mewujudkan cita-cita bangsa, Indonesia Emas 2045. Tapi juga menjadi ujung tombak dalam mempersiapkan
sumberdaya manusia yang unggul dimasa yang akan datang.
Lebih lanjut, Bupati Tiwi berpesan, agar semua pihak bisa lebih memiliki kepedulian terkait permasalahan pendidikan yang ada di tengah masyarakat. Salah satu di antaranya tentang angka anak usia sekolah yang tidak sekolah (AUSTS) atau angka putus sekolah.
“Kita telah memiliki Program “Mageh Pada Sekolah” yang merupakan gerakan bersama, antara masyarakat, tenaga pendidik, pemerintah, serta tokoh-tokoh masyarakat dalam memberikan motivasi agar tidak ada lagi kasus anak putus sekolah,” imbuhnya.