SERAYUNEWS – Belakangan ini banyak diperbincangkan di media sosial terkait dengan kemunculan kembali Selat Muria.
Cek fakta berikut ini apakah memang benar Selat Muria akan kembali muncul dikarenakan banjir parah di Demak, Jawa Tengah.
Banjir parah yang sempat terjadi di Demak, Jawa Tengah beberapa waktu lalu digadang-gadang menjadi penyebab munculnya kembali Selat Muria.
Selat Muria adalah selat yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Muria di zaman Kerajaan Demak. Kawasan Selat Muria ini merupakan kawasan perdagangan yang ramai.
Akan tetapi, saat ini Selat Muria tersebut sudah tidak ada dan sudah menjadi daratan.
Daerah yang dulunya merupakan Selat Muria tersebut adalah daerah yang saat ini bernama Demak, Kudus, Semarang, Purwodadi, Rembang dan Pati.
Oleh sebab itu beredar desas-desus bila banjir parah kemarin merupakan penyebab muncul kembalinya Selat Muria. Ditambah lagi terdapat mitos terkait Sabdo Palon nagih janji yang dimulai dari peradaban Demak.
“Selat Muria (1657) terindikasi muncul kembali; Demak, Kudus, Semarang, Purwodadi, Rembang, Pati, dulunya adalah selat. Akankah mengarah pada Sabdo Palon nagih janji..?, sebab janji itu dimulai dari peradaban Demak…. Diluar fenomena itu semoga warga terdampak bisa tertolong, dan cepat mendapatkan bantuan pihak terkait….PRAY FOR JAWA TENGAH,” tulis seseorang dikutip Serayunews dari Facebook.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan bahwa banjir Demak dan Kudus bukan pertanda kemunculan kembali Selat Muria.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, banjir parah tersebut disebabkan oleh pengaruh alam seperti kondisi cuaca ekstrem. Curah hujan tinggi dan aliran sungai yang tidak bisa menampung menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir.
Bantahan terkait kemunculan Selat Muria juga disampaikan oleh Dosen Teknik Geologi UGM Yogyakarta, Salahuddin Husein.
Menurutnya, Selat Muria tidak bisa muncul kembali karena erosi Lajur Perbukitan Kendeng dan Lajur Perbukitan Rembang oleh jejaring Sungai Tuntang, Sungai Serang, dan Sungai Juwana masih berlangsung dan membawa sedimen yang tinggi.
Akibatnya, garis pantai di pesisir Demak hingga Pati akan terus bergerak maju. Selain itu, proses pembentukan selat juga memerlukan waktu yang tidak sebentar.
Untuk bisa menjadi selat, maka seharusnya ada tanda berupa kemunculan cekungan laut yang hingga kini masih belum terbentuk dan butuh waktu jutaan tahun.***