SERAYUNEWS – Akhir-akhir ini, cuaca panas sedang melanda Benua Asia termasuk di Indonesia. Berbagai upaya pencegahan yang masyarakat lakukan untuk mengatasi kondisi seperti ini, misalnya meminum air dingin.
Namun, beredar sebuah postingan di media sosial (medsos) platform Facebook. Postingan itu mengklaim bahwa minum air saat gelombang panas melanda Indonesia dingin dapat memicu stroke.
Unggahan tersebut lengkap dengan narasi yang menyebutkan, tanah air akan terkena gelombang panas dengan suhu mencapai 40 sampi dengan 50 derajat. Untuk itu, pengunggah menyarankan agar tidak minum air dingin karena dapat menyebabkan penyakit stroke.
Lantas, bagaimana kebenaran terkait kabar tersebut? Temukan jawaban selengkapnya pada Cek Fakta dari tim serayunews.com di artikel berikut ini.
Selanjutnya, melansir dari laman resmi Kementerian Informasi dan Informatika (Kominfo), dr. Muhammad Fajri Addai menjelaskan, isu dalam unggahan itu tidak benar adanya.
Menurutnya, tidak ada bukti ilmiah baik dari jurnal maupun penelitian, yang dapat menerangkan bahwa stroke bisa terjadi akibat suhu panas setelah meminum air dingin.
Lebih lanjut, dr. Fajri memberikan sebuah tip, minum air dingin dengan jumlah sedikit boleh untuk menstabilkan suhu panas karena jika dalam cuaca panas.
Begitu pun dengan kondisi sebaliknya. Apabila minum air panas atau hangat, akan mengakibatkan panas pada tubuh seseorang.
Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati dalam keterangan resminya di Jakarta pada 6 Mei 2024 menegaskan, cuaca panas yang menerjang Indonesia akhir-akhir ini bukanlah akibat gelombang panas atau heatwave.
Berdasarkan karakteristik dan indikator statistik pengamatan suhu oleh BMKG, kata dia, fenomena cuaca panas tersebut tidak dapat masuk kategori sebagai gelombang panas.
“Memang betul, saat ini gelombang panas sedang melanda berbagai negara Asia, seperti Thailand dengan suhu maksimum mencapai 52°C. Kamboja, dengan suhu udara mencapai level tertinggi dalam 170 tahun terakhir, yaitu 43°C pada minggu ini. Namun, khusus di Indonesia yang terjadi bukanlah gelombang panas, melainkan suhu panas seperti pada umumnya,” ungkap Dwikorita mengutip dari bmkg.go.id, Selasa (21/5/2024).
Dwikorita menjelaskan suhu panas adalah akibat dari pemanasan permukaan sebagai dampak dari mulai berkurangnya pembentukan awan dan curah hujan.
Sama halnya dengan kondisi gerah yang dirasakan masyarakat Indonesia akhir-akhir ini, tambah dia, hal tersebut juga merupakan sesuatu yang umum terjadi pada periode peralihan musim hujan ke musim kemarau. Hal tersebut merupakan kombinasi dampak pemanasan permukaan dan kelembaban yang masih relatif tinggi pada periode peralihan ini.
Kemudian, dari penuturan di atas maka dapat kita simpulkan bahwa minum air dingin picu stroke adalah sebuah berita hoaks. Hal tersebut juga sebagaimana Kominfo kategorikan.
Jadi, masyarakat dapat meneliti, menelaah, dan memeriksa kebenaran berita yang beredar terutama di jagat maya.***