SERAYUNEWS – Kraca atau keong sawah menjadi salah satu makanan khas yang selalu hadir selama bulan Ramadan, khususnya di Kabupaten Banyumas.
Kudapan ini mudah ditemukan saat puasa, meskipun tetap tersedia di luar bulan Ramadan dengan nuansa yang berbeda.
Lonjakan permintaan selama Ramadan membuat omzet penjual kraca meningkat drastis. Salah satu penjual legendaris di Purwokerto, Chamlani (65), merasakan dampak besar dari peningkatan ini.
Warung Chamlani yang berlokasi di Jalan Kauman Lama, Kecamatan Purwokerto Timur, menjadi langganan banyak pelanggan setiap tahunnya. Selama Ramadan, produksinya bisa meningkat hingga 10 kali lipat dibandingkan bulan biasa.
“Kalau lagi bulan puasa seperti sekarang ini ya bisa sampai 100 kg per harinya, kalau hari biasa bukan bulan puasa paling kan 25 kg saja,” katanya, Minggu (9/3/2025).
Dengan harga jual Rp 50 ribu per kilogram, Rp 25 ribu untuk setengah kilogram, dan Rp 15 ribu untuk bungkusan kecil, omzetnya pun mencapai ratusan juta rupiah selama Ramadan.
Kraca olahan Chamlani terkenal dengan cita rasanya yang khas, sehingga selalu laris manis. “Bahkan dari 100 kilogram keong bisa langsung habis sekitar 3 jam saja,” ujarnya.
Tidak hanya dijual di warungnya sendiri, kraca buatannya juga dipasarkan oleh reseller yang datang langsung untuk membeli dalam jumlah besar.
“Kalau bulan puasa kaya gini ada yang ke sini untuk dijual lagi, jadi 100 kilo itu cepat habisnya,” tambahnya.
Tingginya permintaan selama Ramadan membuat pasokan keong sawah dari Banyumas tidak mencukupi. Untuk memenuhi stok, Chamlani mendatangkan bahan baku dari berbagai daerah.
“Tidak hanya dari Banyumas saja, ini kita ambil juga dari Batang dan Pekalongan,” katanya.
Popularitas kraca sebagai sajian khas Ramadan di Banyumas terus bertahan, menjadikannya salah satu kuliner yang paling diburu selama bulan puasa.