Purwokerto, Serayunews.com- Akhir pekan selalu menjadi waktu terbaik untuk melepas penat dari pekerjaan yang menumpuk. Apalagi di era normal baru ini yang kebanyakan aktivitas pekerjaan dilakukan dari rumah.
Rasa bosan dan penat yang berpadu ini hanya bisa diobati dengan refreshing. Nah… pilihan terbaik untuk menyegarkannya yakni dengan mengunjungi wisata alam. Udaranya yang bersih dan suasananya yang menyejukkan memberikan ketenangan tersendiri.
Ditengah pandemi seperti ini tidak perlu mencari tempat berlibur yang jauh. Cukup kunjungi wisata alam di sekitar saja, sudah bisa mengobati kepenatan. Yang tentunya tetap dengan mematuhi protokol kesehatan.
Apalagi, kondisi alam Kabupaten Banyumas membuatnya sejak dulu terkenal dengan wisata alamnya, terutama dengan sebutan seribu curugnya. Karena, memang ada banyak curug atau air terjun yang memikat hati di kabupaten yang ada di sebelah selatan Gunung Slamet ini.
Sebelumnya, orang lebih mengenal Kabupaten Banyumas dengan Lokawisata Baturraden atau Curug Cipendok. Padahal, ada destinasi wisata lain yang menawarkan keindahan dan kenyamanan berbeda. Sebut saja seperti Curug Song. Curug yang ada di Desa Kalisalak Kabupaten Banyumas ini memberikan daya pikat tersendiri.
Lokasinya, memang agak jauh, tersembunyi di dalam Desa Kalisalak. Butuh perjuangan melintasi jalan desa yang sudah beraspal namun sesekali cukup meliuk dan naik turun. Sementara untuk menuju lokasi hanya bisa menggunakan kendaraan pribadi roda dua dan roda empat.
Meskipun jalannya yang cukup panjang dan sedikit ekstrem, tapi tenang, selama perjalanan anda akan disuguhi keindahan hijaunya sawah yang membentang dengan udara segar nan lembut dan rimbunnya pepohonan di sekitar jalan.
Kalau beruntung, akan ada pemandangan tersendiri saat ada kereta api yang melintas. Tidak lupa juga akan menjumpai ramah warga lokal yang menyambut dengan senyum disela aktivitas sehari-hari mereka.
Untuk memasuki wisata alam ini hanya perlu membayar tiket senilai Rp 10 ribu saja. Di dalamnya, anda akan dibuat seperti bukan di Banyumas. Kontur tanah yang sedikit kering dengan bebatuan membuat pegunungan ini penuh dengan hutan jati dan pinus.
Tapi, dari pintu masuk Curug Song, hamparan pohon pinus dan pohon jati ini sudah tumbuh bersama dengan tanaman-tanaman bunga yang dirangkai membentuk kalimat Curug Song dan rangkaian lainnya. Warna-warni tanaman bunga memberikan keindahan tersendiri.
Begitu kaki dilangkahkan menuju destinasi utama, ada banyak wahana-wahana yang disuguhkan. Mulai dari flying fox, istana kelinci, rusa, bebek air, ATV, selfie desk, dan banyak titik-titik yang bisa dimanfaatkan untuk melepas lelah sembari menikmati indahnya hutan pinus dan jati. Untuk keluarga yang ingin menggelar arisan, senam bersama, yoga atau momen-momen bersama juga bisa dilakukan di tengah perjalanan menuju Curug Song.
Perjalanan menuju Curug Song memang cukup ekstrem, namun untuk yang menyukai kegiatan outdoor ini menjadi kesenangan tersendiri. Jalannya tidak terlalu menanjak atau berkelok, tapi cukup jauh. Lumayan untuk mengeluarkan keringat.
Begitu sampai didestinasi utama, rasa lelah akan terbayar dengan segarnya hembusan angin yang membawa sedikit percikan air terjun Curug Song. Curug setinggi 40 meter ini saat musim kemarau debit airnya tidak terlalu besar, tapi tetap saja begitu indah. Dengan cekungan disebelahnya.
Penanggungjawab Curug Song, Wiranata mengatakan Curug Song ini diambil dari kata Song yang bermakna cekungan. Karena adanya cekungan di sebelah airnya. Ia mengatakan, destinasi wisata ini sebenarnya sudah ada sejak beberapa tahun lalu.
“Dulu dikelola murni warga desa, sekarang dikelola bersama warga desa dan KPH Banyumas Timur untuk manajerial. Makanya, ada beberapa tambahan wahana wisata menuju curugnya,” katanya.
Di tengah pandemi ini, kata dia, Curug Song juga menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Bahkan, untuk hari Minggu ada pembatasan jumlah pengunjung yang ada di lokasi sebanyak 500 orang.
“Ini sebagai upaya mencegah penyebaran virusnya, makanya selain protokol kesehatan seperti jaga jarak, memakai masker, penyemprotan disinfektan juga ada pembatasan pengunjung,” ujarnya.(Alfi)