Cilacap, serayunews.com – Kekeringan yang melanda wilayah Kabupaten Cilacap mengakibatkan ribuan hektare lahan pertanian gagal panen. Ditambah dengan adanya perbaikan saluran irigasi Bendung Gerak Serayu, luas lahan yang terdampak juga bertambah.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap Ermawati Syahyuni mengatakan, kondisi tersebut berdampak lahan yang terkena kekeringan 12.596 hektare, dari jumlah tersebut puso 1.446 hektare menyebar diberbagai kecamatan.
“Jumlahnya Belasan ribu hektare sawah di Cilacap. Bahkan sebagian sawah mengalami puso (tidak mengeluarkan hasil) karena tidak ditanami,” ungkapnya.
Menurutnya, sebagian besar petani sebelumnya sudah mengantisipasi hal tersebut dengan beralih ke tanaman palawija dan sayur-sayuran. Namun, untuk sawah yang baru panen dan kondisi tanahnya sudah benar-benar kering terpaksa harus diberokan (tidak ditanami). Sementara untuk program pusat tanam palawija berupa kacang hijau dan kedelai belum terealisasi secara keseluruhan. Hal tersebut terjadi karena tanah sudah benar-benar mengering.
“Tidak bisa 100 persen karena tanah sudah ada yang keringan, dari target hanya 90 persen yang tercapai,” jelasnya.
Irigasi Serayu mulai dikeringkan per 1 Juli hingga 15 September 2019. Program pengeringan untuk persiapan Pelaksanaan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi pada Daerah Irigasi Serayu 2019 yang dilaksanakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, sebanyak 25 desa di 11 kecamatan yang mendapatkan alokasi distribusi air bersih. Di antaranya Kecamatan Kampung Laut, Bantarsari, Kawunganten, Gandrungmangu, Jeruklegi, Karangpucung, Cimanggu, Kesugihan, Sidareja, dan Cipari