SERAYUNEWS – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, menekankan pentingnya komitmen bersama untuk melindungi lahan sawah dari alih fungsi. Pernyataan ini tersampaikan dalam Jambore Nasional I Jamaah Tani Muhammadiyah (Jamnas I Jatam) di Universitas Muhammadiyah Gombong.
Menurutnya, perlindungan sawah bukan hanya soal pertanian, tetapi juga pondasi utama ketahanan pangan nasional. Meskipun beberapa daerah sudah memiliki regulasi, Sumarno mengingatkan bahwa tanpa komitmen kolektif, lahan produktif ini bisa terus tergerus.
Selain perlindungan lahan, Sumarno juga menyoroti pentingnya sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya air dalam mendukung sektor pertanian. Ia mengapresiasi Muhammadiyah yang aktif meningkatkan kualitas SDM pertanian melalui Jatam. “Dengan SDM yang unggul, tantangan pangan bisa kita hadapi bersama,” ujarnya.
Terkait sumber daya air, ia mengakui beberapa wilayah di Jawa Tengah masih mengalami kekurangan air meski secara keseluruhan potensinya besar. Oleh karena itu, dukungan dari Kementerian Pertanian dalam hal perbaikan irigasi sangat vital. Dengan menjaga lahan sawah, meningkatkan kualitas SDM petani, dan memastikan ketersediaan air, harapannya kedaulatan pangan bangsa akan semakin kuat.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menegaskan bahwa organisasinya berkomitmen penuh mendukung swasembada pangan melalui program-program progresif sejak tahun 2010. Program-program ini mencakup perbenihan, irigasi, dan skema harga gabah yang adil.
Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, juga menambahkan bahwa pemerintah berupaya menyederhanakan penyaluran bantuan pertanian dan pupuk agar langsung sampai ke tangan kelompok tani. “Prinsip kami sederhana: makin cepat makin bagus,” tegasnya. Efisiensi anggaran akan difokuskan pada perbaikan irigasi dan jalan usaha tani.
Jamnas I Jatam sendiri diikuti oleh lebih dari 500 peserta dari seluruh Indonesia. Acara ini menjadi wadah bagi para petani untuk berbagi pengetahuan, sekaligus menegaskan peran penting mereka dalam menjaga ketahanan pangan nasional.