SERAYUNEWS – Bermula dari praktikum kampus, es krim buatan Yuki Rahmayanti dan suaminya, Andromeda Sindoro, kini sukses menembus pasar internasional.
Lewat merek Sweet Sundae, produk es krim dan gelato berbasis susu ini telah dia ekspor ke Uni Emirat Arab (UEA) dengan nilai mencapai Rp1 miliar per pengiriman.
Sweet Sundae lahir dari inovasi saat keduanya masih menjadi asisten dosen di Fakultas Peternakan UGM dan mengikuti praktikum pembuatan es krim. Kala itu, mereka melihat rendahnya harga susu sapi perah di tingkat peternak.
“Ketika mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2008. Kami kembangkan penelitian menjadi produk es krim sebagai solusi meningkatkan nilai jual susu,” ujar Yuki dalam sesi Zoom bersama media Banyumas Raya, Rabu (30/7/2025).
Awalnya, Yuki dan Andromeda menjual es krim antar fakultas. Baru pada tahun 2011, mereka rebranding dengan nama Sweet Sundae dan membuka gerai di Jalan Lempongsari, Yogyakarta.
Seiring waktu, lini produk mereka berkembang, dari es krim dan gelato hingga yogurt, susu pasteurisasi, evaporasi, kental manis, dan butter.
Sweet Sundae memanfaatkan pasokan susu dari peternakan pribadi dan peternak lokal. Sinergi ini tak hanya memberdayakan peternak, tapi juga memperkuat rantai pasok produk mereka.
Yuki menyebut dukungan dari Bank Indonesia sangat krusial, terutama untuk branding dan promosi di pameran internasional seperti World Expo 2022 di UEA.
“Kalau pameran internasional, kebutuhan branding sangat besar. BI pusat dan BI Yogyakarta sangat support dalam hal ikut event dan pameran,” jelasnya.
Kepala Marketing Sweet Sundae, Sarah Hestiani, menambahkan bahwa permintaan ekspor paling tinggi datang dari produk susu evaporasi, pasteurisasi, dan butter.
“Sekali pengiriman, nilai mencapai Rp500 juta hingga Rp1 miliar,” ujar Sarah saat ditemui media Banyumas Raya bersama tim BI Purwokerto di lokasi produksi Sweet Sundae, Yogyakarta.
Saat pandemi Covid-19, Sweet Sundae beradaptasi cepat. Mereka memproduksi susu pasteurisasi untuk kebutuhan isolasi mandiri (isoman). Saat itu, permintaan bisa mencapai 50 liter per hari karena tingginya kebutuhan susu bergizi.
Meski sukses, Sweet Sundae menghadapi tantangan logistik, terutama dalam pengiriman butter yang membutuhkan suhu dingin. Namun produk lain seperti susu evaporasi dan kental manis lebih fleksibel.
Kini, produk Sweet Sundae tersedia di hotel, restoran, kafe, supermarket, serta outlet gelato. Mereka juga mendukung program pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan pernah memasok produk susu ke dapur Akademi Militer Magelang.
Sweet Sundae adalah bukti nyata bahwa inovasi dari kampus bisa naik kelas dan bersaing di pasar global. Dengan semangat kolaborasi dan riset, produk lokal Indonesia makin berani menembus pasar dunia.