SERAYUNEWS– Lokasi penyambutan para tamu Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta terlihat berbeda. Bahkan, memberi kesan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan tamu undangan. Sebab ada dekorasi visual dalam lokasi tersebut. Dekorasi itu telah melalui riset dan kerja keras untuk mewujudkan venue yang benar-benar nyata.
Dina Touwani, perangkai bunga dan dekorator area penyambutan memberikan penjelasan. Dia mengatakan, beautifikasi venue KTT ke-43 ASEAN berkaca dari cerita sukses KTT G20 di Bali pada tahun 2022 lalu. “Di KTT G20, kami bertugas mempercantik alam di kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK). Itu adalah tempat jamuan makan malam tamu negara,” ujarnya.
Pada KTT ke-43 ASEAN ini, pihaknya ingin menyuguhkan sesuatu yang indah, tanpa mengubah banyak struktur gedung. Idenya adalah membawa hutan ke dalam ruangan. Dina mengemban tugas untuk menata tanaman dan pepohonan di area penyambutan tamu-tamu negara.
Menurut Dina, latar belakang Ibu Kota Nusantara (IKN) mencerminkan masa depan Indonesia yang tetap mengedepankan kelestarian alam dan lingkungan yang hijau. Dina mengungkapkan, dalam menata ruangan di area penyambutan itu banyak tantangannya.
Antara lain, mencari jenis tanaman hutan, mencari pohon-pohon besar yang bisa membentuk hutan dalam ruangan. Lalu, menambah unsur air maupun tanaman air yang bisa sesuai dengan habitatnya, dan ruangan yang menggunakan penyejuk udara.
Ratusan jenis tanaman dan pepohonan ada di miniatur hutan yang luasnya sekitar 2.000 meter persegi. Misalnya, seperti pakis, anggrek, randu, palem, lontar, pule, pohon mahogany, beringin, angsana, dan ulin.
“Kami mencari tanaman dan pepohonan melalui riset dan mencari langsung ke hutan di sekitar Jawa Barat. Tanaman dan pohon ada yang kami sewa dan ada yang kami beli. Kami juga memberdayakan para petani untuk menyuplai tanaman,” ujar Dina di laman Setkab, Selasa (5/9/2023).
Dina menambahkan, hadirnya hutan hujan tropis di KTT ke-43 ASEAN tersebut tak lepas dari sumbangsih para petani bunga. Petani bunga itu ada di Jakarta, Tangerang, Bogor, dan Lembang. “Apresiasi kami setinggi-tingginya kepada seluruh petani bunga dan tanaman yang turut menghadirkan hutan hujan tropis ini. Gotong royong mereka sungguh luar biasa,” ujarnya.
Lebih lanjut Dina menceritakan bahwa ia dan tim membutuhkan waktu satu bulan untuk persiapan hutan hujan tropis. Sedangkan untuk menata tanaman dan aneka ragam bunga memakan waktu hingga enam hari. “Kami membuat hutan ini sealami mungkin. Di hutan ini kita juga menonjolkan anggrek Indonesia,” ujar Dina.