SERAYUNEWS- Memasuki bulan setelah Muharam biasanya umat Islam mengamalkan doa bulan Safar. Doa ini memiliki latar belakang tentang kekhawatiran adanya anggapan bulan Safar sebagai bulan sial.
Rasulullah SAW telah membantah adanya kesialan bulan Safar, tapi mitos ini lahir di kalangan masyarakat Arab Jahiliyah.
Jadi, sebenarnya tidak ada tuntunan tertentu dari Rasulullah SAW untuk mengamalkan doa pada bulan Safar.
Meski demikian, Muslim bisa mengamalkan doa berikut bila muncul kekhawatiran ada kesialan pada bulan tertentu. Kemenangan umat Islam pada perang Khaibar pun terjadi pada bulan Safar.
Berikut bacaan doa bulan Safar tolak bala yang dapat diamalkan untuk menghapuskan kekhawatiran di bulan Safar. Yuk simak informasi di bawah ini.
Terdapat beberapa keutamaan bulan safar yang perlu umat Islam ketahui.
1. Meyakini Ketetapan Allah SWT
Salah satu keutamaan bulan Safar adalah penegasan dari Islam untuk menghapus keyakinan takhayul dan mitos kesialan yang dahulu melekat pada bulan ini. Nabi Muhammad SAW menekankan bahwa tidak ada bulan yang membawa kesialan, termasuk Safar.
Hal ini sesuai dengan hadit Rasulullah SAW di mana Beliau pernah membantah kepercayaan Arab Jahiliyah tentang bulan Safar adalah bulan sial.
Ini artinya,”Tidak ada adwa’, tidak ada thiyarah, tidak ada hammah, tidak ada kesialan pada bulan Safar.” (HR Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan Ahmad)
Kepercayaan ini dapat memperkuat iman umat Islam untuk meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah atas izin dan ketentuan Allah SWT.
2. Memperkuat Tawakal dan Keimanan
Dengan menghapuskan mitos kesialan, bulan Safar adalah waktu yang baik untuk memperkuat tawakal (kepercayaan penuh kepada Allah) dan meningkatkan keimanan.
Pada dasarnya, umat Islam diajarkan untuk selalu berserah diri kepada Allah dan tidak terpengaruh oleh keyakinan yang tidak berdasar.
3. Waktu untuk Memperbanyak Ibadah
Bulan Safar pun sama seperti bulan lainnya yaitu kesempatan bagi umat Islam untuk memperbanyak ibadah dan amal saleh. Dalam bulan Safar tidak ada ibadah khusus yang wajib.
Namun, umat Islam sebaiknya meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah mereka, seperti salat sunah, puasa sunah, membaca Al-Qur’an, dan berzikir.
4. Meningkatkan Solidaritas Sosial
Pada bulan Safar, umat Islam didorong untuk meningkatkan amal sosial seperti bersedekah, membantu yang membutuhkan, dan berbuat baik kepada sesama.
Hal tersebut merupakan bentuk implementasi dari ajaran Islam yang mengutamakan kasih sayang dan kepedulian terhadap orang lain.
Bacaan doa ini berdasarkan riwayat Abdullah bin ‘Amr RA saat seorang sahabat bertanya agar jauh dari segala bentuk kesialan.
Doa ini dishahihkan oleh Al Albani dalam Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah.
اللَّهُمَّ لاَ خَيْرَ إِلاَّ خَيْرُكَ وَلاَ طَيْرَ إِلاَّ طَيْرُكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ
Allahumma laa khaira illa khairuka wa laa thaira illa thairuka wa laa ilaaha ghairuka.
Artinya, “Wahai Allah, tidak ada kebaikan melainkan kebaikan-Mu, tidak ada kesialan kecuali kesialan yang engkau takdirkan dan tidak ada sembahan selain-Mu.” (HR Ahmad)
Dalam riwayat lainnya, ada doa tolak bala lain yang bisa Muslim amalkan. Utsman bin Affan RA pernah mendengar Rasulullah SAW menganjurkan bacaan doa tolak bala berikut.
بِسْمِ اللَّهِ الَّذِى لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَىْءٌ فِى الأَرْضِ وَلاَ فِى السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Bismillahilladzi la yadurru ma’asmihi syai’un fil ardhi wa laa fissamaa’i, wa huwassamii’ul ‘aliim.
Artinya, “Dengan menyebut nama Allah yang dengan sebab nama-Nya tidak ada sesuatu pun di bumi maupun di langit yang dapat membahayakan (mendatangkan mudharat). Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui).” (HR Abu Daud dan Tirmidzi)
Dalam sejarah, Bangsa Arab jahiliyah menganggap bulan Safar sebagai bulan yang sial. Rasulullah SAW harus turun tangan untuk membantah keyakinan tersebut.
Keterangan ini ada dalam hadis dari Abu Hurairah. Rasulullah SAW menegaskan tidak ada kesialan di dalam bulan kedua dalam kalender Hijriah ini.
لاَ عَدْوَى وَلاَ طِيَرَةَ وَلاَ هَامَةَ وَلاَ صَفَرَ
Artinya, “Tidak ada adwa’, tidak ada thiyarah, tidak ada hammah, tidak ada kesialan pada bulan Safar.” (HR Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan Ahmad)
Pendapat Abu ‘Ubaid yang Muhammad Khoirul Huda terjemahkan dalam buku “Ilmu Matan Hadis” menyebutkan Rasulullah SAW berupaya mengkritik keyakinan kaum Jahiliyah terkait anggapan kesialan pada bulan Safar.
Hadis itu sekaligus menegaskan keyakinan bahwa kesialan, keburukan nasib, dan marabahaya disebabkan oleh sesuatu di luar takdir Allah SWT.
Bantahan bulan Safar sebagai bulan sial juga dapat merujuk pada surah At Tagabun ayat 11.
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Artinya, “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah. Siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Rasulullah SAW ikut menampik anggapan masyarakat Jahiliyah mengenai kesialan bulan Safar dengan sejumlah kegiatan positif. Beliau menikah dengan Khadijah, menikahkah putrinya Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib, hingga mulai berhijrah dari Makkah ke Madinah pada bulan tersebut.
Demikian penjelasan mengenai bulan Safar dan bacaan doanya. Semoga bermanfaat!*** (Putri Silvia Andrini)