SERAYUNEWS – Dalam kalender Hijriah, bulan Safar sering dianggap bulan yang penuh dengan ujian. Simak niat Rebo Wekasan, lengkap dengan informasi lainnya.
Hari Rabu terakhir di bulan ini dikenal sebagai Rebo Wekasan, yang dalam tradisi Jawa diyakini sebagai hari turunnya bala atau musibah.
Tahun 2023 lalu, Rebo Wekasan jatuh pada 13 September, bertepatan dengan 27 Safar 1445 H.
Kepercayaan ini sudah mengakar sejak lama. Sebagian masyarakat meyakini bahwa pada hari tersebut, musibah bisa datang silih berganti, sehingga mereka melakukan berbagai ritual.
Adapun seperti selamatan, puasa, hingga sholat sunnah yang dikenal dengan nama Sholat Rebo Wekasan.
Sholat Rebo Wekasan sering disebut juga Sholat Sunnah Lidaf’il Bala, yang artinya sholat untuk menolak bala. Sholat ini biasanya dilakukan empat rakaat dengan dua kali salam.
Namun, para ulama tidak satu suara mengenai hukum ibadah ini.
Dengan kata lain, yang penting adalah niatnya. Jika diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon perlindungan dari marabahaya, maka pelaksanaannya sah sebagai bagian dari ibadah sunnah.
Karena tidak ada niat khusus untuk Rebo Wekasan, Anda bisa menggunakan niat sholat sunnah mutlak. Berikut lafaznya:
Arab:
أُصَلِّيْ سُنَّةً رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin:
Ushalli sunnatan rak‘ataini lillahi ta‘ala
Artinya:
“Saya niat sholat sunnah dua rakaat karena Allah ta’ala.”
Sholat sunnah ini dilakukan empat rakaat dengan dua kali salam. Anda bisa melaksanakannya di malam hari setelah Isya hingga Subuh, atau di siang hari pada Rabu terakhir bulan Safar.
Berikut tata cara pelaksanaannya:
Doa ini intinya meminta agar Allah menjaga hamba-Nya dari marabahaya yang mungkin menimpa, baik di tubuh, jiwa, maupun kehidupan sehari-hari.
Terlepas dari perbedaan pandangan ulama, tradisi Rebo Wekasan tetap hidup di banyak daerah di Indonesia. Di Jawa, masyarakat sering menggelar doa bersama atau selamatan.
Di tempat lain, ada yang menyalurkan sedekah, membagikan makanan, atau memperbanyak amalan sunnah seperti membaca Al-Qur’an dan dzikir.
Bagi sebagian orang, Rebo Wekasan menjadi momen untuk instrospeksi diri, memperbanyak doa, serta memperkuat ikatan sosial lewat kegiatan keagamaan bersama.
Hal ini sejalan dengan nilai Islam yang mendorong umatnya untuk senantiasa berdoa, berbuat baik, dan menjaga hubungan dengan sesama.
Rebo Wekasan memang penuh warna antara tradisi dan perdebatan hukum fiqih. Namun, terlepas dari itu, ibadah apapun yang diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah tentu bernilai kebaikan.
Jika Anda ingin melaksanakan sholat Rebo Wekasan, pastikan niatnya sebagai sholat sunnah mutlak, bukan ibadah khusus yang ditentukan syariat.
Dengan begitu, amalan ini tetap menjadi bentuk ikhtiar spiritual untuk mencari perlindungan Allah SWT dari segala musibah dan bala.***