
SERAYUNEWS – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung kemajuan dunia pesantren. Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi bersama Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen secara resmi meluncurkan Program Beasiswa Santri dan Pengasuh Pesantren Tahun 2026, Kamis (23/10/2025), di Kabupaten Kudus.
Peluncuran program tersebut menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Santri Nasional 2025, yang dihadiri ribuan santri dari berbagai daerah di Jawa Tengah.
“Malam ini, dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, Provinsi Jawa Tengah me-launching program prioritas santri pesantren berikut pengasuhnya untuk mendapatkan beasiswa dari provinsi,” ujar Ahmad Luthfi.
Gubernur menjelaskan, program beasiswa santri dan pengasuh pesantren merupakan wujud nyata dukungan Pemprov Jateng terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia di lingkungan pesantren.
Melalui program ini, santri diharapkan tidak hanya unggul dalam ilmu agama, tetapi juga dalam bidang-bidang strategis seperti sains, teknologi, kedokteran, pertanian, dan teknik.
Pelaksanaan program akan melibatkan Lembaga Fasilitasi dan Sinergitas Pesantren (LFSP), yang beranggotakan para kiai, pengasuh pesantren, dan intelektual Islam. Lembaga ini bertugas memastikan seleksi dan pendampingan beasiswa tepat sasaran.
Program beasiswa yang diluncurkan meliputi beberapa kategori, di antaranya:
“Beasiswa ini tidak hanya untuk pendidikan formal di dalam negeri, tetapi juga luar negeri. Dengan program Pesantren Obah, sebanyak 5.570 pesantren di Jawa Tengah akan kita dampingi, terutama oleh Gus Yasin,” jelas Gubernur Luthfi.
Program beasiswa ini merupakan bagian integral dari Program Prioritas “Pesantren Obah” 2025–2030, yang digagas Pemprov Jateng.
Tujuannya adalah menjadikan pesantren sebagai lembaga pendidikan yang dinamis, mandiri, dan berdaya saing tinggi, selaras dengan semangat santri mandiri untuk negeri.
“Pesantren kini bukan hanya pusat pendidikan spiritual dan akhlak, tetapi juga pusat inovasi, ilmu pengetahuan, dan kemandirian ekonomi umat,” tegas Luthfi.
Ia berharap, melalui Pesantren Obah, para santri akan menjadi agen perubahan sosial yang mampu berkontribusi nyata dalam pembangunan daerah maupun nasional.
“Pesantren Obah di Jawa Tengah akan memberikan berkah bagi para santri. Pesantren bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi juga sumber kekuatan sosial yang melahirkan santri tangguh dan berdaya saing,” tambahnya.