SERAYUNEWS – Cabang olahraga (cabor) angkat besi resmi memulai pertandingan pada hari ini, Rabu (7/8/2024) malam WIB. Nomor 61 Kg menjadi pembuka Olimpiade Paris 2024.
Lifter Indonesia, Eko Yuli Irawan turun di nomor tersebut. Namun sayang, ia gagal mempersembahkan medali di Olimpiade Paris 2024 kali ini.
Kepastian itu dapat kita ketahui, setelah Eko Yuli hanya mampu menyelesaikan total angkatan sebanyak 135 Kg di Le Bourget Sport Climbing atau South Paris Arena 6, Prancis.
Sebelumnya, Eko Yuli memiliki peluang untuk mengalungkan medali setelah hasil angkatan snatch, sukses mengantarkan dirinya ke peringkat kedua sementara waktu.
Eko memulai pertandingan di nomor snatch dengan kurang apik. Ia gagal dalam percobaan angkatan pertamanya yang berada di angka 135 kg.
Selanjutnya, atlet berusia 35 tahun tersebut sempat mendapatkan perawatan medis. Akan tetapi, ia masih bisa melanjutkan pertandingan.
Semangat pantang menyerah pun berbuah hasil. Pada percobaan keduanya, Yuli tampil begitu tenang dan luar biasa. Ia mampu mengangkat beban seberat 135 kg.
Namun sayang, pada percobaan ketiga atau terakhirnya, angkatannya dianulir sehingga tak masuk dalam hitungan. Sejatinya, Eko mampu mengangkat beban yang berada di angka 139 kg.
Dengan hasil tiga kesempatan tersebut, Eko berada di peringkat kedua. Ia hanya kalah dari Lifter China, Li Fabin yang membukukan angkatan terbaiknya di angka 143 kg.
Seperti kita ketahui, Li Fabin sudah melakukan dua percobaan yang lebih berat dari Eko. Atlet veteran Tiongkok itu mampu mengangkat beban di angka 137 dan 140 kg.
Berikutnya, di Clean and Jerk, Eko gagal menyelesaikan seluruh angkatannya. Pada percobaan pertama yakni 162kg. Dalam kesempatan itu, ia tergelincir saat berusaha mengangkat beban dengan keluhan lantai yang licin.
Pada percobaan kedua, masih sama yaitu 162kg. Lagi-lagi, pria asal Kota Metro, Lampung tersebut gagal mengangkat beban. Kali ini, terlihat kedua kakinya yang tak kuasa menahan beban.
Kemudian, kesempatan ketiga ia berusaha berjudi dengan menaikkan barbel menjadi 165kg. Dewi fortuna belum berada di pria kelahiran 24 Juli 1989 silam itu. Ia pun gagal dalam percobaan terakhir.
Raihan ini merupakan yang pertama kalinya sepanjang sejarah, ia gagal membawa pulang medali sepanjang keikutsertaan di Olimpiade selama lima kali berturut-turut.
Kendati tidak berhasil menambah pundi-pundi medali di Olimpiade edisi ke-33 untuk Indonesia, tetap saja perjuangan Eko Yuli Irawan patut mendapatkan apresiasi.
Pasalnya, ia memegang rekor sebagai atlet Merah Putih pertama yang mampu tampil sebanyak lima kali beruntun di ajang olahraga multi event sejagat ini.
Tak hanya unggul dari segi jumlah penampilan saja, melainkan Eko pun menjadi penyumbang medali terbanyak bagi Kontingen Indonesia.
Meskipun belum dapat merebut emas, tetapi sumbangan perunggu di Olimpiade Beijing 2008 dan Olimpiade London 2012 menjadi bukti dirinya sebagai legendaris olahraga Tanah Air.
Tak sampai di situ, torehan medali perak pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016 serta Olimpiade Tokyo 2020 pantas menjadi tinta emas Tim Indonesia.
***