CILACAP,SERAYUNEWS.COM-Kabupaten paling ujung di selatan Jawa Tengah ini memiliki banyak destinasi wisata. Selain sebagai kabupaten dengan wilayah terluas seJawa Tengah, Cilacap juga terkenal dengan pulau Nusakambangan. Nama pulau penjara ini bahkan lebih terkenal di dibandingkan dengan nama Cilacapnya. Berbagai objek vital maupun perusahan multi nasional juga terdapat di Kabupaten ini. Diantaranya, Bandara Tunggul Wulung, Pelabuhan Tanjung Intan, Kilang Pengolahan Minyak Pertamina, PT Semen Holcim dan sejumlah industri lainya.
Dengan berbagai potensi kearifan lokal, kekayaan alam dan luas wilayah, serayunews.com merangkum sejumlah misteri di kabupaten Cilacap. Tidak hanya misteri yang selalu dikaitkan dengan hal mistis maupun mitos, tetapi juga ada sejumlah teka teki yang hingga kini masih belum ditemukan jawabannya. Berikut beberapa misteri yang ada di Kabupaten Cilacap,
1. Terowongan Bawah Laut Benteng Pendem Nusakambangan
Bangunan saksi sejarang peninggalan jaman penjajahan Belanda ini, menjai salah satu tempat wisata yang kerap menjadi tujuan para wisatawan di pantai Teluk Penyu Cilacap. Bangunan ini mulai didirikan pada tahun 1861 dan terselesaikan selama 18 tahun. Kisah dan cerita tentang keangkeran di komplek benteng ini, banyak diperbincangkan masyrakat. Di dalam benteng pertahanan ini terletak 112 ruang tembak, 49 ruang perlindungan dan ruang penyimpanan senjata. Masing-masing ruang dalam benteng ini terhubung dengan sebuah terowongan panjang mencapai 114 meter.
Benteng Pendem juga terletak di Nusa Kambangan yang juga mempunyai bentuk dan fungsi yang sama dengan yang ada di Teluk Penyu. Fungsi dasarnya adalah sebagai lokasi pengawasan, dan juga pengintaian akan ancaman musuh. sebuah terowongan bawah laut menghubungkan antara benteng pendem di Teluk Penyu dan Nusakambangan. Sampai saat ini, kebenaran adanya terowongan tersebut masih belum bisa dibuktikan secara ilmiah. Namun, berdasarkan penuturan para pegiat wisata, sejumlah tokoh masyarakat maupun masyarakat di sekitar Benteng Pendem meyakini adanya terowongan tersebut. Menurut mereka, terowongan bawah laut ini sudah tidak bisa dilalui lagi karena tertutup lumpur laut selama bertahun tahun.
Situs di Gunung Padang, Desa Salebu, Kecamatan Majenang, yang berbentuk bebatuan yang tersusun mendekati bentuk piramida hingga kini belum terpecahkan asal usul maupun fakta sebenarnya. Cerita rakyat yang berkembang di sekitar kawasan situs ini, Konon, pada zaman kerajaan Padjajaran, Naganingrum, istri pertama Raja Padjajaran Prabu Kian Santang, pada saat hamil meminta dibangunkan istana di sebelah timur kerajaan Padjajaran. Masyarakat sekitar meyakini, tumpukan batu yang tersusun rapi ini konon yang dipersiapkan untuk membuat istana. Namun karena anak yang sebelumnya diketahui berjenis kelamin laki laki pada saat lahir dibuang dan diganti dengan anak anjing, Prabu Kian Santang marah dan pembangunan keraton timur dibatalkan.
Meski berbagai penelitian telah dilakukan para ahli, tetapi sampai saat ini belum diketahui pasti, asal usul situs ini. Tidak ditemukannya bukti maupun peninggalan sejarah yang ada disekitar lokasi menjadi kendalnya. Menurut, dosen Geologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, yang meneliti formasi batuan tersebut mengatakan, Situs Pabahanan Gunung Padang terbentuk sekitar 5,2-12 juta tahun lampau.
Sebuah bangunan setengah jadi tampak megah berdiri diantara rawa yang berada di Jalan Soetomo. Bangunan tersebut merupakan Gedung Olah Raga yang pembangunannya dikerjakan pada 2013. Berdasarkan catatan serayunews.com, bangunan tersebut bersumber dari dana pusat Kementrian Olahraga. Awalnya, GOR tersebut direncakanan menelan anggaran sebesar Rp 4,6 milliar. Pada awal pembangunannya, dana hibah yang turun dari Kemenpora sebesar Rp 2,5 milliar.
Sesuai dengan permintaan dari pihak Kemenpora, GOR yang dibangun harus sesuai dengan standar nasional. GOR yang dibangun merupakan type A untuk kebutuhan sarana olah raga cabang bulu tangkis, voley dan basket. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) Kabupaten Cilacap pada saat itu menyatakan, untuk menyelesaikan GOR tersebut biaya yang dibutuhkan sekitar 3 miliar lebih. Namun, hingga kini kelanjutan Pembangunan bangunan yang tak jauh dari Politeknik Cilacap ini masih belum ada kejelasan dari Kemenpora maupun Pemkab Cilacap. Hal itu menjadi misteri, mengingat uang miliaran negara kini hanya menyisakan bangunan mangkrak.
Masih seputar bangunan, sebuah gedung berlantai dua di Jalan Selatan dalam beberapa tahun terakhir menjadi viral. Bagi para pecinta fotografi dan komunitasnya, gedung ini masih dimanfaatkan sebagai tempat berfoto. Bangunan yang berhias alami dengan rumput liar, alang alang serta semak belukar itu mangkrak sejak tujuh tahun terakhir. Awalnya, bangunan bercat biru itu dibangun oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada 2005. Pada 2008 bangunan itu dikelola oleh CV. Grafika Karya, namun hanya bertahan selama dua tahun sebelum akhirnya kerjasama tersebut terputus.
Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cilacap, pembangunan gedung Pasar Ikan Higienis Cilacap menelan dana sebesar Rp 2.768.377.000 yang berasal dari APBN tahun anggaran 2005 sebesar Rp 2.168.377.000, APBD Jateng tahun anggaran 2006 (Tahap I) sebesar Rp 100.000.000, dan APBD Jateng tahun anggaran 2006 (Tahap II) Rp 500.000.000. Perkembangan terakhir, dinas tersebut mengajukan permohonan kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan agar gedung dihibahkan kepada Pemkab Cilacap. Kembali menjadi misteri, karena uang miliaran negara yang sebelumnya digunakan untuk membangun berakhir menjadi bangunan mangkrak. Terakhir, gedung tersebut justru sempat menjadi rawan kejahatan. Baca Juga : Dipalak di Gedung Eks Banyu Biru, HP dan Anting Anting Dua Cewe Ini Raib