Purbalingga, serayunews.com
Es Duren Pak Kasdi, sering disebut juga dengan Es Duren Tugu Bancar Purbalingga. Sebab, lokasi warungnya dekat dengan Tugu Bancar. Lokasinya sangat mudah dicari, jika dari Alun-alun Purbalingga, lurus terus ke arah timur sampai mentok pertigaan.
Di seberang jalan sana, terlihat Markas Kodim 0702 Purbalingga. Ambil jalan ke arah kiri, pelan-pelan saja.
Sebelum jembatan ada deretan warung, di antaranya Es Duren Pak Kasdi. Es Duren legendaris di kota Perwira ini, mengawali usahanya sejak tahun 1969. Sampai sekarang masih eksis dan laris diburu pelanggan. Racikannya sudah berhasil menjadi candu penikmatnya.
Beragam kalangan, telah dibuat kecanduan dengan olahan rasa dari Es Duren Pak Kasdi. Pejabat, artis, tokoh, sampai kalangan masyarakat biasa. Jika datang ke warungnya yang sangat sederhana itu, bisa dilihat sederet foto yang pernah singgah di sana.
Apa saja sih yang menjadikan rasa Es Duren Tugu Bancar beda? Satu di antaranya karena bahan yang dipakai, selalu segar.
Meski pelanggan sudah banyak dan hampir setiap harinya ramai, soal kualitas rasa selalu terjaga. Bahkan, setiap hari membelah duren untuk dipakai hari itu juga.
“Durennya tidak dibekukan, itu yang bikin aroma dan rasa kuat. Santan kami juga pakai perasan santan kelapa murni,” kata Muji Setiarini, pengelola Es Duren Pak Kardi, Jumat (10/12/2022).
Muji dan Ridho, kini meneruskan usaha yang dirintis orangtuanya itu. Namun, komposisinya tak mengubah rasa. Pasangan suami istri itu, tetap mempertahankan resep yang sudah ada, demi bisa memanjakan lidah pelanggannya.
Bagi para pecinta durian, Es Duren Kasdi ini bisa mengobati rasa kangen pada buah musiman itu. Meski sudah bercampur dengan es dan santan, tapi pekatnya rasa duren sangat terasa. Tidak pelit juga, dalam satu mangkok ada 3 sampai 4 biji durian.
“Kita ambil durennya dari berbagai daerah, jadi hampir setiap hari ada, meskipun di Barlingmascakeb sedang tidak musim,” katanya.
Ada beberapa pilihan yang ditawarkan. Selain es duren murni, ada juga es duren dipadu dengan kelapa muda kopyor, es duren campur, dan lainnya. Harga dibanderol mulai dari Rp19 ribu sampai Rp28 ribu.
“Buka mulai jam 10 pagi sampai jam 4 sore,” ujarnya.
Tapi jangan sedih ya, karena seringkali sebelum pukul 16.00 warungnya sudah tutup karena kehabisan. Siap-siap untuk bersabar, karena antrean sering terlihat sampai di depan warung. Jadi kalau tidak mau kehabisan, datang saja lebih awal.