SERAYUNEWS- Indonesia kembali kehilangan ekonom terbaiknya, setelah Rizal Ramli, hari ini Faisal Basri meninggal pada hari pukul 03.50 di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta.
Rencananya, almarhum akan dimakamkan di Jakarta Selatan, sore ini, setelah Asar dari Masjid Az Zahra, Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan.
Faisal Basri meninggal dunia karena serang jantung. Ekonom Senior INDEF Dradjad Wibowo membendarkan kabar ini.
“Almarhum (Faisal Basri) sakit jantung,” kata Dradjad ditulis Kamis (5/9/2024).
Almarhum adalah seorang yang lurus, cerdas, tegas, dan kritis dalam menyikapi permasalahan bangsa.
Kepergian Faisal Basri adalah kehilangan besar bagi bangsa ini.
Seperti kata Sayidina Ali, ”Jika seorang pahlawan alim meninggal, terjadilah lubang dalam komunitas yang tidak tertutupi hingga datang alim lain yang menggantikannya.”
Tugas kita adalah membuat Indonesia negeri yang cocok bagi hidupnya para pahlawan alim yang baru.
Dalam situasi seperti ini, tugas intelektual untuk berkata benar pada kuasa penting dipancangkan sebagai penjaga kewarasan bangsa. Keberanian berkata benar inilah warisan Faisal Basri.
Tak hanya melulu soal teknis ekonomi, Faisal Basri juga sangat perduli terhadap lingkungan hidup. Dia menunjukkan kepedulian dengan keberpihakannya pada Warga Dairi Sumatera Utara yang berjuang menghentikan pembangunan dan pendanaan tambang seng dan timbal oleh PT Dairi Prima Mineral (DPM) di Parongil, Dairi.
Menjelang akhir hayatnya, Faisal Basri tampaknya masih sempat memberi dukungan terhadap warga Dairi melalui akun resmi X (sebelumnya Twitter).
“Rakyat Dairi bertekad bulat melawan kehadiran tambang. #Dairi,” ujar Faisal lewat kicauannya di akun pribadinya @FaisalBasri pada 30 Agustus 2024.
Faisal Basri juga sempat memposting foto Festival Durian Dairi, dengan menuliskan soal kedamaian yang terancam.
“Kini kedamaian rakyat Dairi terancam oleh tambang perusak lingkungan,” tulisnya.***(Kalingga Zaman)