SERAYUNEWS – Durian (Durio zibethinus) adalah buah tropis dengan rasa khas yang kaya akan karbohidrat, lemak sehat, serta senyawa bioaktif seperti flavonoid dan polifenol.
Meski bermanfaat bagi kesehatan, durian juga mengandung senyawa tertentu yang dapat bereaksi negatif jika dikonsumsi bersamaan dengan makanan atau minuman tertentu.
Reaksi ini dapat memengaruhi metabolisme tubuh, sistem pencernaan, hingga kesehatan jantung.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah tujuh kombinasi makanan yang sebaiknya dihindari saat menikmati durian.
Durian memiliki kandungan lemak tinggi, terutama asam lemak tak jenuh seperti asam oleat dan linoleat.
Jika dikombinasikan dengan susu atau produk olahannya yang kaya lemak jenuh dan protein kasein, proses pencernaan bisa melambat, menyebabkan perut terasa penuh dan tidak nyaman.
Selain itu, durian mengandung senyawa sulfur organik seperti diethyl disulfide yang dapat menghambat enzim hati dalam metabolisme lemak.
Akibatnya, konsumsi durian dan susu secara bersamaan bisa meningkatkan risiko gangguan pencernaan seperti kembung dan dispepsia.
Kafein dalam kopi bersifat stimulan yang dapat meningkatkan tekanan darah dan mempercepat detak jantung.
Sementara itu, senyawa sulfur dalam durian dapat memperlambat pemecahan kafein di hati, membuat efeknya lebih kuat dan bertahan lebih lama.
Kombinasi ini bisa memicu jantung berdebar, hipertensi akut, hingga risiko gangguan kardiovaskular, terutama bagi mereka yang memiliki tekanan darah tinggi.
Manggis mengandung senyawa xanthone seperti alpha-mangostin, yang bersifat antioksidan tetapi juga astringen.
Sementara itu, durian kaya akan serat tidak larut yang menyerap air di usus.
Gabungan keduanya bisa memperlambat pergerakan usus, meningkatkan risiko sembelit atau gangguan pencernaan jika tidak diimbangi dengan cukup cairan.
Durian mengandung diethyl disulfide, senyawa yang dapat menghambat kerja enzim aldehyde dehydrogenase (ALDH) di hati.
ALDH bertanggung jawab memecah etanol dalam alkohol menjadi zat yang lebih aman bagi tubuh.
Jika enzim ini terhambat, asetaldehida—zat beracun hasil pemecahan alkohol—akan menumpuk, menyebabkan gejala seperti mual, muntah, sakit kepala, hingga peningkatan tekanan darah yang berbahaya.
Dalam jangka panjang, kombinasi durian dan alkohol juga berisiko menyebabkan kerusakan hati.
Durian secara alami mengandung gula sederhana seperti sukrosa, fruktosa, dan glukosa yang bisa meningkatkan kadar gula darah dengan cepat.
Jika dikonsumsi bersama makanan tinggi gula seperti minuman soda atau kue manis, lonjakan kadar gula darah bisa semakin tajam.
Ini berbahaya bagi penderita diabetes atau mereka yang memiliki resistensi insulin, karena dapat memperburuk komplikasi metabolik seperti neuropati diabetik dan kerusakan pembuluh darah.
Durian mengandung kadar lemak yang cukup tinggi, sementara daging merah kaya akan kolesterol dan lemak jenuh.
Mengonsumsi keduanya secara bersamaan dapat memperberat metabolisme lemak dalam tubuh, meningkatkan kadar low-density lipoprotein (LDL) yang berkontribusi terhadap penyumbatan pembuluh darah dan risiko penyakit jantung.
Selain itu, daging merah tinggi purin yang dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh. Jika dikombinasikan dengan durian, risiko peradangan sendi akibat asam urat tinggi bisa meningkat.
Capsaicin dalam cabai bersifat iritan yang dapat merangsang produksi asam lambung berlebih.
Sementara itu, durian kaya akan karbohidrat kompleks dan serat yang membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna.
Kombinasi keduanya dapat mengiritasi saluran pencernaan, meningkatkan risiko gastritis, refluks asam, atau bahkan diare bagi mereka yang memiliki pencernaan sensitif.
Durian adalah buah bernutrisi tinggi, tetapi perlu dikonsumsi dengan bijak.
Beberapa makanan seperti susu, kopi, alkohol, dan daging merah dapat berinteraksi negatif dengan senyawa bioaktif dalam durian, memicu gangguan metabolisme, pencernaan, atau kardiovaskular.
Untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan, sebaiknya hindari kombinasi makanan di atas dan nikmati durian dalam jumlah wajar.
Memahami interaksi makanan secara ilmiah dapat membantu kita menjaga kesehatan sekaligus menikmati kuliner dengan lebih aman.***