“Assalamualaikum, motore disade nopo mboten bu?,” seloroh Ganjar saat menyapa salah satu warga yang sedang isolasi mandiri di rumahnya.
Ganjar lantas bertanya dari kejauhan kabar mereka yang sekeluarga terpapar COVID-19. Mereka tinggal serumah berisikan empat orang. Masing-masing tinggal di dua lantai. Hanya bertemu saat hendak makan.
“Awalnya saya pak yang positif, setelah bepergian ke Pati sempat belanja juga. Nggak tau juga tertularnya darimana. Ini di rumah berempat, sudah dua minggu,” katanya.
Saat meninjau, Ganjar juga menemukan hal menarik dari Jogo Tonggo yang dilakukan. Mereka secara swadaya dan bergantian antar tujuh blok perumahan untuk menyiapkan makanan bagi warga yang terkena COVID-19.
Makanan diberikan sehari tiga kali, dengan tetap mengutamakan protokol kesehatan. Rumah-rumah juga ditempeli stiker khusus untuk menandakan bahwa di rumah tersebut terdapat orang terkonfirmasi COVID-19.
Ganjar semakin tertarik, saat melihat salah satu koordinator Jogo Tonggo yang tampak membawa laptop. Ganjar bertanya, apa yang dia catat di laptopnya tersebut dan mendapati bahwa Jogo Tonggo di sana sangat detail pencatatannya.
“Ini saya lagi sama pak Bupati Kudus. Ada 28 orang yang positif COVID, dan ternyata mereka jogo tonggonya hidup,” ucap Ganjar sembari nge-vlog.
Pendataan dilakukan secara detil mulai dari siapa yang terpapar, kontak erat hingga data sudah berapa lama menjalani isolasi.
“Sehingga datanya ada dan di _assign_ ke Satgas Covid, ini salah satu saya kira model jogo tonggo yang menarik, memang beruntuk karena dukungan perumahan kompleknya bagus juga,” katanya.
Ganjar berharap, jogo tonggo di Grha Muria Sakti Kirana ini bisa dicontoh. Sebab, sistem pencatatan yang detil ini penting karena akan menjadi data bagi Satgas COVID-19 dalam melakukan penanganan.
Ganjar pun berpesan pada para pegiat jogo tonggo agar tidak lelah sambil melakukan edukasi pada warga.
“Mudah-mudahan ini menginspirasi yang lain. Sebenarnya yang bagus itu, dicatat, karena catatan inilah yang akan bisa dipakai sebagai data siapa, di mana, kapan, sudah diapakan dan sebagainya tercatat dengan baik sehingga harapannya (penanganan) bisa berjalan. Sambil dieedukasi terus nggih, cerewet pokoke,” ucap Ganjar seraya berpamitan.
Setidaknya ada 28 warga di 17 rumah yang terpapar COVID-19. Tidak semuanya isolasi mandiri di rumah, beberapa yang mengalami gejala dirawat di rumah sakit.
Sementara itu, hingga hari ini Kudus menjadi salah satu dari delapan daerah di Jawa Tengah yang dinyatakan zona merah. Pemprov Jateng juga telah mengintervensi dengan membawa sebanyak 216 pasien Corona yang OTG ke tempat isolasi terpusat di Asrama Haji Donohudan.