Cilacap, Serayunews.com-Harga bawang putih di pasar, sampai saat ini masih tergolong tinggi. Hal ini disebabkan adanya pengaturan kebijakan impor dari Kementrian, seiring adanya wabah virus corona di Cina.
Pasalnya, sebagain besar impor bawang putih berasal dari negeri gingseng tersebut. Meskipun demikian, Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Cilacap menghimbau masyarakat terutama pedagang untuk tidak khawatir. Karena stok bwang putih masih aman sampai bulan depan.
“Kami menghimbau kepada pedagang untuk tidak panik dan khawatir, karena stok bawang putih masih ada sampai Bulan Maret 2020,” kata Kepala Bidang Stabilitas Harga Pengembangan ekspor dan standarisasi DPK UKM, Frida Nurul Lisdiana.
Menurutnya, Pemkab Cilacap melalui dinas selalu memantau perkembangan dan ketersediaan barang di berbagai pasar yang ada di Cilacap. Pemantauan dilakukan setiap hari di pasar-pasar yang ada di Cilacap.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik kebutuhan bawang nasional berkisar 450 ton sampai 500 ton per tahun, dan 99 persen berasal dari China, sedangkan produksi dalam negeri tercatat hanya 19,5 ton per tahun. Sehingga dominasi bawang putih masih didominasi produk luar negeri.
“Kami juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Jawa Tengah, saat ini unuk bawang putih akan diupayakan solusi, masuk atau impor dari Negara lain selain China,” katanya.
Harga bawang putih di pasar Cilacap masih mengalami kenaikan. Di pasar Sidodadi CIlacap untuk bawang putih kating dengan harga Rp 52 ribu per kilogram.
“Harga sudah mulai turun dari tiga hari lalu Rp 55 ribu per kilogram, sekarang sudah Rp 52 ribu perkilogram, biasanya hanya Rp 30 ribu,” ujarnya.
Menurutnya, naiknya harga bawang putih dikarenakan impor dari China dibatasi akibat wabah virus corona. Untuk mencegah peredaran virus tersebut di Indonesia, maka impor dibatasi.
“Katanya karena virus corona, pasokan jadi sedikit, tapi masih ada,” katanya. (ale)