Mengambil tema halalbihalal Wong Jateng di Perantauan, ribuan peserta meramaikan acara halalbihalal itu. Tak hanya warga Jateng yang merantau ke Jakarta, Bandung, Makassar, Samarinda, NTT, Papua, dan lainnya, para perantau di sejumlah negara juga ikut hadir. Di antaranya warga Jateng di Jepang, Kanada, Turki, Singapura, Hongkong, Korea dan banyak lagi negara lainnya.
Suasana gayeng dan hangat begitu terasa selama halalbihalal virtual berlangsung. Dimulai sejak pukul 09.00 WIB, Ganjar didampingi istrinya, Siti Atikoh Ganjar Pranowo mengajak ngobrol sejumlah masyarakat yang tidak mudik dan berlebaran di perantauan.
Beberapa warga yang bergabung dalam zoom itu diajak ngobrol langsung dengan Ganjar. Mereka bisa mengucapkan selamat Idulfitri secara langsung bahkan curhat tentang kondisinya masing-masing.
“Saya di India pak, kuliah di sini. Sudah lama tidak mudik pak, kangen sama kampung,” kata Maldini, mahasiswa Semarang yang kuliah di India.
Kepada Ganjar, Maldini menceritakan kondisi India yang sedang dilanda tsunami Covid-19. Ia mengatakan melihat sendiri, bagaimana kasus positif begitu tinggi dan banyak korban meninggal dunia.
“Kamu jaga kesehatan ya, jaga kondisi baik-baik dan selalu taat protokol kesehatan. Saya doakan kamu selalu sehat. Salam buat teman-teman yang ada di sana,” pesan Ganjar.
Selain mengobati rasa rindu, halalbihalal virtual juga berhasil menghibur para perantau yang tidak bisa mudik lebaran. Salah satu yang membuat ger-geran adalah saat Ganjar mengerjai salah satu mahasiswa asal Semarang yang kuliah di Jepang, Arvin.
Saat berdialog dengan Arvin, tiba-tiba Ganjar mengambil kaleng Khong Guan yang ada di hadapannya. Ia meminta Arvin menebak apa isi dari jajanan yang biasa dihidangkan saat Lebaran di rumah-rumah warga itu.
“Vin, coba tebak ini isinya apa. Ayo bedhek-bedhekan (tebak-tebakan). Coba jawab apa isinya,” tanya Ganjar.
“Nopo njih pak, biasanya sih isinya roti campur-campur,” jawab Arvin.
Ganjar pun tertawa mendengar jawaban Arvin. Ia langsung membuka tutup kaleng dan mengambil isi di dalamnya. Ternyata, dari dalam kaleng muncul adalah rengginang, jajanan tradisional.
“Tebakanmu salah, iki isine rengginang. Awakmu ki terlalu modern (kamu itu terlalu modern), nek wong lawas mesthi paham kaleng iki isine rengginang, nek ora ya rempeyek (kalau orang lama pasti tahu ini isinya rengginang, atau kalau tidak rempeyek),” jawab Ganjar sambil memakan rempeyek itu.
Sontak saya semua peserta halalbihalal virtual Ganjar terbahak-bahak. Semua tertawa bahkan sampai ada yang bertepuk tangan.
“Nyong wis nebak pak (saya sudah bisa menebak pak), mesthi isine rengginang (pasti isinya rengginang),” kata Sri, warga Kebumen yang merantau di Bekasi.
Keseruan-keseruan lain terjadi dalam halalbihalal itu. Para diaspora Jateng yang membentuk Paguyuban Jawa Tengah di sejumlah daerah saling sapa satu sama lain.
Apalagi, selain bisa melepas kangen pada kampung halaman, ada sejumlah hadiah menarik yang disiapkan Ganjar dalam acara itu. Di antaranya sepeda, televisi, kulkas, mesin cuci, rice cooker, dan aneka produk unggulan UMKM Jateng seperti tas, biola, jaket, handycraft dan lainnya.