Banjarnegara, Serayunews.com
Kenaikan harga elpiji berukuran 5,5 dan 12 kilogram termasuk Bright Gas, diberlakukan Pertamina sejak akhir tahun 2021 lalu. Kebijakan tersebut, membuat banyak warga kembali beralih pada gas bersubsidi ukuran 3 kilogram.
Banjarnegara, Serayunews.com
Afriansyah, seorang warga Banjarnegara yang sebelumnya menggunakan gas ukuran 12 kilogram mengaku, terpaksa beralih ke gas melon 3 kilogram. Pasalnya, harga gas 12 kilogram yang sebelumnya Rp 175.000, kini sudah menembus Rp 185.000, bahkan di tingkat pengecer ada juga yang harganya mencapai Rp 190.000.
Tidak hanya itu, warga lain yang biasanya menggunakan gas ukuran 5,5 kilogram juga mengaku terpaksa beralin ke gas melon.
“Biasanya saya pakai yang ukuran 5,5 kilogram, tapi karena harganya naik, sementara pake yang melon 3 kilogram. Selisihnya, lumayan,” ujar Ariani, warga Banjarmangu.
Dengan melejitnya harga gas elpiji, banyak masyarakat yang beralih meski menyadari bahwa tabung gas melon diperuntukkan bagi masyarakat miskin.
Koordinator gas melon Banjarnegara, Supono mengatakan, hingga saat ini memang ada kenaikan harga untuk gas NPSO atau gas non subsidi ukuran 5,5 kilogram dan 12 kilogram maupun yang 50 kilogram.
“Hingga akhir Januari ini, belum ada penurunan omset untuk gas NPSO, begitu juga dengan lonjakan permintaan untuk gas melon,” katanya.
Untuk Januari tahun 2022 ini, alokasi gas bersubsidi wilayah Banjarnegara sebanyak 633.360 tabung. Artinya selama Januari ini, Banjarnegara mendapatkan alokasi gas melon sebanyak 24.360 per hari.
“Kami berharap, pengguna gas non subsidi ini tetap konsisten dan tidak beralih ke gas melon. Sebab gas subsidi ukuran 3 kilogram ini, hanya untuk warga miskin,” katanya.