SERAYUNEWS– Sudah satu bulan lebih, petani cabai di Banjarnegara bergembira. Karena harga cabai semua varian mulai dari keriting merah, hijau hingga rawit, sesuai harapan dan menguntungkan.
Karena rata-rata harga per kilogramnya, kini mencapai Rp 60- 80 ribu. Namun, seiring dengan harga yang melayang di atas awan, muncul tamu tak di undang yaitu daun menguning atau penyakit bule.
Penyakit bule atau gemini pada tanaman cabai, merupakan penyakit yang gejalanya bisa tampak dari luar dan menyebar dengan merubah warna daun dan batang menjadi kuning.
Yanto Katro, petani cabai Kalibombong mengatakan, penyakit bule sangat cepat menyebar dan dia sudah berkali-kali melakukan upaya pencegahan. Dia melakukan penyemprotan anti hama atau virus, serta menambah pupuk.
“Tetap saja ‘mratak’ atau menyebar merata dalam waktu yang cepat. Seluruh tanaman cabai sudah kena bule,” katanya, Minggu (10/12/2023).
Akibatnya, kata dia, bunga jadi mudah rontok dan buah jadi tidak maksimal atau kerdil serta mudah busuk. Bahkan, kata dia, dia melakukan terapi mencegah penyebaran bule. Mulai dari ikuti anjuran pertanian, youtube, FB bahkan belajar dari media sosial lainnya namun tetap saja tidak ada hasil.
“Walaupun masih panen, namun karena buahnya mengecil dan mudah rontok membuat hasil tidak maksimal,” katanya.
Lain lagi cerita dari Sarman yang juga petani cabai di Banjarnegara. Dia menanam cabai rawit dan juga terkena penyakit kuning daun atau bule.
“Tidak ada pengaruh pada buah. Namun ketahanan tanaman jadi berkurang dan mudah terserang penyakit ‘pathek’ atau busuk buah akibat jamur,” katanya.
Upaya yang dia lakukan, kata Sarman, adalah dengan rutin melakukan penyemprotan anti hama dan pupuk cair agar tanaman tetap kuat. Selain itu, juga melakukan pemetikan pada buah yang terkena ‘pathek’ agar tidak menular pada buah yang lain.
“Memang njlimet tapi mau bagaimana lagi. Mau di biarkan sudah banyak modal, di rawat nambah modal. Di tambah sudah mulai ada keluhan harga cabai mahal padahal ini rejeki bagi kami yang tidak tiap musim ada. Pokoke, nandur kepie ora nandur ya kepie. Itulah petani saat ini,” katanya.