
SERAYUNEWS – Memasuki akhir tahun, banyak pelanggan PLN—terutama pengguna meteran prabayar—mulai mengecek apakah ada perubahan harga token listrik.
Kabar baiknya, per 1 Desember 2025 pemerintah memastikan bahwa tarif listrik rumah tangga tetap tidak mengalami kenaikan.
Kebijakan ini memberi ruang bagi masyarakat untuk mengatur keuangan rumah tangga dengan lebih tenang.
Berikut penjelasan lengkap mengenai rincian harga per kWh, penyebab jumlah kWh tidak selalu sama, hingga cara menghitung token listrik.
Berdasarkan data PLN serta laporan Kompas dan Medcom, tarif pelanggan bersubsidi tetap tidak berubah.
Tarif ini masih menjadi bantuan penting bagi rumah tangga dengan konsumsi energi rendah.
Untuk pelanggan non-subsidi atau Rumah Tangga Mampu (RTM), tarif juga tidak mengalami perubahan:
Semua tarif tersebut masih mengikuti penetapan triwulan IV.
Pemerintah menetapkan penyesuaian tarif setiap tiga bulan. Untuk Desember 2025, harga mengikuti ketetapan triwulan IV, sehingga pengguna PLN prabayar tidak akan melihat perubahan harga hingga akhir tahun.
Saat membeli token Rp 20 ribu, Rp 50 ribu, atau Rp 100 ribu, jumlah kWh yang masuk tidak sesuai langsung dengan nominal pembelian. Ada beberapa komponen potongan seperti:
Potongan inilah yang membuat nilai kWh berbeda dari nominal pembayaran.
Karena PPJ ditetapkan pemerintah daerah, besarannya tidak sama di setiap kota/kabupaten.
Dua pelanggan yang membeli token dengan nominal sama bisa menerima kWh berbeda tergantung lokasi tempat tinggalnya.
Untuk mengetahui jumlah kWh yang akan diterima, lakukan langkah sederhana:
Contoh:
Rumah 1.300 VA memiliki tarif Rp 1.444,70/kWh. Jika membeli token Rp 100.000 dan setelah potongan menyisakan Rp 95.000, maka perhitungannya:
95.000 ÷ 1.444,70 ≈ 65 kWh.
Agar konsumsi listrik lebih hemat, beberapa kebiasaan dapat diterapkan:
Dengan tarif yang stabil per 1 Desember 2025, pelanggan dapat menyusun anggaran rumah tangga dengan lebih pasti, terutama pada akhir tahun ketika kebutuhan cenderung meningkat.
Memahami struktur tarif juga membantu pengguna mengetahui kenapa token cepat habis dan bagaimana mengelola pemakaian dengan lebih efisien.