
SERAYUNEWS – Peringatan Hari Ibu di Rutan Kelas IIB Banyumas tahun ini dimaknai secara berbeda. Tidak sekadar seremoni, momen tersebut diarahkan sebagai ruang refleksi mendalam bagi petugas perempuan pemasyarakatan dan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) untuk kembali memaknai peran perempuan, kasih sayang seorang ibu, serta peluang memperbaiki hubungan keluarga.
Dalam kegiatan tersebut, para petugas perempuan didorong menghadirkan pelayanan yang lebih empatik. Sementara, WBP khususnya perempuan, diajak melakukan refleksi pribadi tentang peran ibu dalam kehidupan mereka maupun peran mereka sendiri sebagai seorang ibu.
Kasubsi Pelayanan Tahanan Rutan Banyumas, Cakra Citra Sari, menyampaikan bahwa Hari Ibu menjadi pengingat penting akan nilai kasih, ketulusan, dan keteladanan.
“Nilai ketulusan dan kekuatan seorang ibu diharapkan menjadi inspirasi bagi WBP untuk memperbaiki diri, menumbuhkan empati, serta membangun kembali hubungan keluarga sebagai bekal reintegrasi sosial,” ujarnya, Senin (22/12/2025).
Hal senada disampaikan Kepala Rutan Banyumas, Anggi Febiakto. Ia menegaskan bahwa peringatan Hari Ibu memiliki nilai strategis dalam proses pembinaan.
“Kami ingin memperkuat penghormatan terhadap perempuan dan memotivasi WBP menjalani pembinaan dengan lebih baik. Perempuan memiliki peran penting dalam keluarga, dan kegiatan ini menjadi ruang pemulihan diri serta pemulihan relasi sosial,” katanya.
Selain refleksi, kegiatan dilanjutkan dengan sesi sharing circle bersama petugas perempuan. Dalam sesi tersebut dibahas ketahanan mental, makna ketulusan, hingga pentingnya dukungan sesama. WBP juga mendapatkan sesi motivasi singkat terkait peran perempuan pascapembinaan dan kesiapan kembali ke tengah masyarakat.
Salah satu WBP perempuan berinisial R (35), mengaku terharu mengikuti kegiatan tersebut. “Saya salah, tapi saya ingin pulang dalam keadaan berbeda. Ingatan tentang ibu saya yang sabar membuat saya kuat menjalani pembinaan,” ujar dia sembari menulis surat untuk sang ibu.
WBP lainnya berinisial M (40), menyebut momentum Hari Ibu membangkitkan kembali optimisme dirinya sebagai seorang ibu. “Saya ingin membuktikan kepada anak bahwa ibu bisa berubah dan kembali jadi pelindung, bukan beban,” katanya.
Momentum Hari Ibu ini juga dimanfaatkan sebagai sarana pemulihan relasi antara WBP dan keluarga. Rutan Banyumas memfasilitasi komunikasi keluarga, menyediakan ruang konseling singkat, serta memperkuat nilai penghormatan terhadap perempuan sebagai bagian dari pembinaan karakter.
Melalui kegiatan tersebut, WBP didorong untuk berani membuka dialog emosional, memohon maaf, dan memperbaiki hubungan keluarga sebelum kembali menjalani proses reintegrasi sosial.
Peringatan Hari Ibu di Rutan Banyumas menegaskan bahwa pemasyarakatan bukan semata soal menjalani hukuman, melainkan upaya memanusiakan, memulihkan, dan mengembalikan harapan. Dari balik jeruji, perempuan kembali belajar memeluk nilai kasih, ketulusan, dan pengorbanan sebuah kekuatan yang membuka jalan pulang bagi keluarga dan masa depan.
Dengan pendekatan humanis tersebut, Rutan Kelas IIB Banyumas berkomitmen menjadikan pembinaan bukan sekadar kewajiban negara, tetapi ruang tumbuh bagi perempuan untuk kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang siap memulai babak baru kehidupan.