SERAYUNEWS– Festival Gunung Slamet (FGS) ke 8, yang bakal digelar pada 4-6 Juli 2025 kembali masuk dalam kalender event Nasional Kementerian Pariwisata Republik Indonesia berupa Karisma Event Nusantara (KEN) 2025. FGS merupakan satu dari 8 event di Jawa Tengah yang masuk dalam kalender event Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.
“Di Jawa Tengah, selain FGS yang masuk KEN 2025 adalah Festival Kota Lama Semarang dan 6 event lainnya di Kota Surakarta yakni, Festival Payung Indonesia, Solo Keroncong Festival, International Mask Festival, Solo Menari, Solo International Performing Arts (SIPA) dan Grebeg Sudiro,” kata Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Purbalingga R Budi Setiawan, Sabtu (22/2/2025).
Dia mengapresiasi atas capaian selama dua tahun ini, dimana Festival Gunung Slamet yang diselenggarakan oleh Desa Wisata Serang Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga masuk dalam ajang bergengsi tingkat Nasional, Karisma Event Nusantara (KEN).
Masuknya FGS dalam Kalender Event Kementerian Pariwisata Republik Indonesia Karisma Event Nusantara 2025 menjadi pemacu untuk penyelenggara event-event lainnya di Purbalingga untuk terus maju berkreasi dan berinovasi agar dapat naik kelas dan masuk dalam kalender event nasional KEN.
“Saya berharap, FGS ke #8 ini akan meningkatkan angka kunjungan wisata serta berkontribusi dalam peningkatan ekonomi daerah, utamanya bagi para pelaku wisata, biro perjalanan, hotel/penginapan, UMKM dan ekraf Purbalingga. Ini menjadi peluang pelaku usaha untuk mempromosikan sekaligus menjual paket wisata pada saat event FGS 2025 berlangsung.” kata Kadinporapar Budi Setiawan.
Festival Gunung Slamet (FGS) ke 8 masuk dalam agenda KEN di Tahun 2025 merupakan kali kedua. Sebelumnya di Tahun 2024 pada penyelenggaraan FGS ke 7 juga masuk kalender event KEN 2024 yang dihadiri langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia waktu itu, Sandiaga Salahudin Unno.
Pada pelaksanaan KEN 2024 atau perhelatan FGS ke 7 selama tiga hari, angka kunjungan wisata ke Desa Wisata Serang Karangreja mencapai 42 ribu lebih. Dan pelaksanaan FGS ke #8 Tahun 2025 yang masuk keduakalinya dalam kalender event Nasional KEN, angka kunjungan diharapkan meningkat di atas 60 ribu.
“Saya berharap pelaksanaan KEN 2025 di perhelatan Festival Gunung Slamet dapat melibatkan kabupaten/kota tetangga, atau bahkan provinsi lainnya dengan asumsi semakin banyak kabupaten atau provinsi yang terlibat, maka FGS akan semakin besar dan meriah. Terlebih bila Menteri Pariwisata Republik Indonesia, ibu Widiyanti Putri berkenan hadir secara pribadi ke Purbalingga,” harapnya.
Budi Setiawan menjelaskan, sebenarnya Dinporapar Purbalingga mengusulkan beberapa event untuk masuk dalam KEN 2025, seperti Festival Gunung Slamet, Festival Anak Desa Selakambang, Tanalum Culture Festival, Festival Kopi dan Festival Congot Kedungbenda. Namun untuk kurasi di tingkat Jawa Tengah yang masuk hanya Festival Gunung Slamet.
Sebelum masuk dalam kelender event Nasional KEN 2025, Festival Gunung Slamet (FGS) masuk dalam Top 10 Event Jawa Tengah dan masuk dalam Jawa Tengah Calendar Of Event 2025, dimana peluncurannya berlangsung di Radjawali Semarang Culture Centre, pada 11 Desember 2024 lalu.
FGS menjadi event ikonik yang telah menarik perhatian wisatawan dengan keunikannya mengangkat budaya dan tradisi local berupa pengambilan air mata air (tuk) Sikopiah dengan lodong (Bambu) serta tradisi makan nasi 3G (Gandul, Gundil, Gereh). Pengambilan air dari tuk mata air Sikopiah melambangkan kesuburan lereng Gunung Slamet. Sedangkan makan nasi 3G merupakan tradisi masyarakat di lereng Gunung Slamet, ketika Gunung Slamet berstatus siaga.