Majenang, serayunews.com
Kepala Desa Sadabumi Rokib mengatakan, bahwa bom atau mortir pertama kali ditemukan oleh Tasir, warga RT 02 RW 02 Dusun Sadabumi Desa Sadabumi Kecamatan Majenang, saat dirinya hendak menepras tebing untuk membuat rumah, pada Minggu (06/06) pagi sekitar pukul 10.00 WIB.
“Saat mapras tebing untuk buat rumah, katanya kaget cangkulnya kayak kena batu. Di Sadabumi dulu juga pernah ditemukam satu, jadi tahu kalau ini bom, akhirnya laporan ke desa, kemudian desa turun ke lapangan ngecek ternyata benar. Ukuranya panjang sekitar 80 cm, dengan diameter sekitar 22 cm dan beratnya sekitar 70 kg, Seperti yang ditemukan tahun 2012-an,” ujar Rokib saat dikonfirmasi, Senin (07/06).
Setelah melakukan cek ke lapangan, pihak desa melapor ke Polsek, Koramil dan Kecamatan Majenang. Kemudian petugas selanjutnya memasang garis polisi agar tidak didekati oleh warga setempat yang penasaran ingin melihatnya.
Menurut Rokib, bahwa bom tersebut ditemukan di kedalaman sekitar tiga meter, dengan posisi terbalik. Di lokasi tersebut juga banyak rumah penduduk ada sekitar 30 rumah.
“Tadi pagi dari Polsek, Koramil, Kecamatan dan Tim Gegana Brimob Semarang, ditangani dan diledakkan di Sadabumi, lokasi peledakannya jauh dari rumah warga sekitar lebih dari dua kilo meter,” ujarnya.
Rokib menambahkan, sebelum diledakkan warga sempat panik, sebab setelah diperiksa oleh tim gegana, bom tersebut diketahui masih aktif, dan bisa berbahaya jika terkena panas berlebih.
“Alhmadulillah sekarang bomnya sudah hancur, mudah-mudahan kedepan tidak ada lagi, karena tadi saat diledakkan dentumannya sangat keras sekali sampai bergetar,” ujarnya.
Menurut Rokib, berdasarkan cerita orang tua setempat, bahwa lokasi tersebut merupakan markas tentara, dan saat penjajahan Jepang sempat menjatuhkan tiga buah bom, dimana satu bom meledak dan dua bom tidak meledak.
“Dulu ada tiga bom, yang meledak satu dan dua sekarang sudah ditemukan,” ujarnya.