SERAYUNEWS-Dirut Solusi Bangun Indonesia Lilik Unggul Raharjo berbicara tentang gambaran industri semen masa depan. Lilik berbicara pada akademisi dan alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Acara itu adalah kerja sama PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) dan Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik (FT) UGM.
Sharing session dengan tema “Green Industry to Support Climate Change Action Commitment dan Peran dari Akademisi” tersebut berlangsung di Gedung Departemen Teknik Kimia, FT UGM, Yogyakarta, 9 Juni 2023.
Lilik Unggul Raharjo menyampaikan bahwa, tren industri di masa depan adalah green and low carbon industry. “Industri di masa depan harus membawa manfaat atau nilai tambah bagi lingkungan dan masyarakat, meminimalisir pencemaran. Lalu, mengadopsi ekonomi sirkular dengan memanfaatkan limbah atau sampah sebagai bahan bakar alternatif. Kemudian, tetap menjaga keanekaragaman hayati dan mengelola pelestarian lingkungan,” ujarnya di hadapan dosen, mahasiswa, dan alumni.
Sementara dalam uraiannya, Lilik yang merupakan alumni dari Departemen Teknik Kimia, FT UGM, menekankan pentingnya kolaborasi. Kolaborasi lintas pemangku kepentingan untuk mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan.
Dia menambahkan jika sharing session seperti yang UGM adakan, sangat penting untuk pertukaran wawasan dan berbagi inspirasi.
“Inisiatif dan progres SBI terlihat dalam pemanfaatan sampah perkotaan yang dikelola menjadi refuse-derived fuel (RDF) sebagai bahan bakar alternatif dalam proses produksi semen. Hal itu, menjadi benchmark dan salah satu percontohan yang kami presentasikan pada COP27 Conference di Mesir tahun lalu,” tambahnya.
Program pemanfaatan RDF sebagai substitusi batu bara oleh SBI dan kolaborasi dengan Kelompok Pengolah Sampah Baruwani di Cilacap, menjadi program inovasi sosial. Inovasi itu berhasil mengantarkan Perusahaan meraih Proper Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia pada tahun 2022.
Selain itu, SBI juga menggagas terwujudnya fasilitas pengolahan sampah perkotaan menjadi RDF yang pertama di Indonesia, yang berlokasi di tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Jeruklegi, Cilacap.
Sementara itu, Ketua Departemen Teknik Kimia FT UGM, Ahmad Tawfiequrrahman Yuliansyah mengapresiasi sharing session untuk memperkaya wawasan para mahasiswa.
“Program ini kami selenggarakan secara rutin dengan mengundang para alumni untuk berbagi inspirasi. Dampak perubahan iklim semakin terasa dengan naiknya temperatur cuaca belakangan ini dan kualitas udara yang semakin memburuk. Akademisi memiliki peran penting melakukan penelitian, inovasi dan bekerjasama dengan stakeholder seperti pemerintah dan pelaku industri. Hal itu untuk mengedukasi masyarakat dan menjalankan program-program nyata yang berkontribusi pada perbaikan lingkungan,” terangnya.