Purwokerto, serayunews.com
Awal menjadi anggota DPRD, lelaki kelahiran 29 Desember 1967 ini duduk di Komisi B. Pada periode pertama 2004-2009, Anang aktif menyuarakan kebutuhan irigasi, jalan. Selain itu menyelesaikan keberadaan embung yang mangkrak di Desa Pernasidi, Kecamatan Cilongok.
“Embung ini sudah lama mangkrak, sedimentasinya tinggi sehingga tidak bisa berfungsi. Kemudian saya mengajukan usulan untuk perbaikan embung dan terealisasi sampai hampir Rp800 juta dari tiga tahun anggaran secara bertahap,” kata Anang kepada Serayunews.
Perjuangan Anang membuahkan hasil, sekarang embung sudah berfungsi dengan baik. Saat hujan embung tersebut menampung dan menyerap air dengan maksimal. Sehingga masyarakat sekitar terhindar dari banjir ataupun kekeringaan saat musim kemarau.
Warga di tiga desa merasakan manfaat embung itu. Mereka adalah warga Desa Pernasidi, Cilongok, dan Cipete. Jika dulu saat kemarau, warga harus mandi di sungai yang juga debit airnya menurun, sejak tahun 2007 saat embung berfungsi, masyarakat tak lagi terkena dampak kekeringan. Embung tersebut juga jadi kolam pemancingan serta tempat wisata.
Pada periode kedua di DPRD, Anang bertugas di Komisi D dan ia banyak memperjuangkan jaminan kesehatan bagi masyarakat. Pada periode ke-4 sebagai wakil rakyat dari PDIP, Anang kembali membuat gebrakan dengan usulan pembangunan sekolah baru di Kecamatan Cilongok.
“Sebenarnya ada dua usulan sekolah baru untuk Cilongok yaitu SMA negeri dan SMP Negeri 3. Yang progresnya cepat adalah pembangunan SMP, karena untuk pembagunan SMA merupakan kewenangan provinsi,” jelasnya.
Lebih lanjut bapak dua anak ini mengatakan, di Kecamatan Cilongok yang terdiri dari 20 desa, saat ini hanya ada dua SMP negeri, yaitu SMP N 1 dan SMP N 2 Cilongok. Dengan adanya sistem zonasi, maka banyak anak sekolah yang secara akademik bagus. Tetapi karena faktor jarak tidak bisa masuk sekolah negeri. Sementara secara ekonomi, juga tidak memungkinkan untuk melanjutkan ke sekolah swasta. Hal ini menyebabkan banyak anak terpaksa putus sekolah.
Keberadaan SMP negeri baru, harapannya mampu mengakomodir kebutuhan sekolah negeri bagi anak-anak tersebut. SMP N 1 Cilongok berada di Desa Pernasidi dan SMP N 2 berlokasi di sebelah utara Desa Panembangan. Untuk SMPN 3, sejauh ini ada tiga opsi lokasi, yaitu di Desa Jatisaba, Kasegeran, atau Sudimara.
“Dari kita bersama dengan Dinas Pendidikan sudah melakukan survei lokasi. Kemungkina besar lebih condong ke pilihan di Desa Kasegeran, karena letaknya lebih strategis,” terangnya.
Perjuangan Anang untuk menyelamatkan aset-aset masa depan bangsa ini dari putus sekolah patut diacungi jempol. Saat ini sudah ada anggaran Rp2 miliar untuk pembagunan SMP N 3 Cilongok. Pembelian lahan dan pembangunan akan mulai tahun depan. Namun, ia berharap tahun depan sudah mulai bisa menerima siswa baru dan untuk sementara siswa bisa menempati ruangan beberapa SD yang tidak terpakai.