Pejawaran, Serayunews.com
Sejak tak bisa berjalan, secarik kertas dan pensil menjadi teman akrabnya. goresan pensil warna terus menemani hari-harinya.
Meski hanya duduk di atas kursi roda, sejumlah karya putri pasangan Slamet Riyadi dan Sulasih ini patut diacungi jempol. Tak heran jika banyak yang suka dan memesan lukisannya.
Setiap harinya, Rahma selalu sibuk dengan clipboard dan kertas putih yang ditaruh di pangkuannya. Goresan lembut tangan gadis kelahiran 13 November 2003 ini mampu menghasilkan lukisan yang sempurna. Bahkan lukisan wajah yang dibuatnya begitu nyata dan nyaris menyerupai bentuk aslinya.
Melukis kini menjadi kegiatan keseharian bagi Rahma. Sebab saat ini banyak pesanan untuk digambarkan olehnya, baik itu melalui media sosial maupun pesanan melalui teman. Banyak juga karya Rahma yang sudah beredar di media sosial.
“Yang pesan minta digambarkan sudah banyak. Bahkan pesanan juga datang dari beberapa daerah seperti Jakarta dan lainnya. Bahkan ada juga dari luar Jawa,” kata Rahma.
Menurutnya, kegiatan menggambar menjadi hal yang menyenangkan baginya, khususnya sejak dia mengalami sakit selama tiga tahun terakhir hingga membuat kedua kakinya lumpuh. Saat ini, segala aktivitasnya dilakukan dengan duduk di atas kursi roda.
Meski mengalami kelumpuhan, tidak membuat Rahma kehilangan semangat. Dia juga tak mau berlarut dalam kesedihan. Rahma justru mengalihkan kesedihan itu dengan melakukan karya. Dia juga masih mejalani pengobatan agar dapat kembali sembuh dan menjalani hidup seperti sedia kala.
“Selama ini, saya tetap menjalani pengobatan. Saya juga sering melihat internet untuk mengasah kemampuan menggambar. Saya memang sudah hobi menggambar sejak masih kecil, tetapi yang benar-benar menekuni hobi menggambar sejak sakit. Saya belajar secara outodidak melalui internet,” ujarnya.
Rahma bercerita, untuk menyelesaikan pesanan, dirinya membutuhkan waktu 3 sampai 4 hari. Adapun harga lukisan karyanya adalah Rp 150 ribu.
“Rata-rata orang pesan itu yang realis. Kalau gambar anime karena hobi saja,” katanya.
Semangat yang dimiliki Rahma memang layak diacungi jempol. Memiliki keterbatasan, tidak menghalangi semangatnya untuk belajar. Tidak hanya mengasah hobinya menggambar, ia juga tetap semangat dalam menuntut ilmu. Hanya, ia harus belajar jauh dari rumahnya.
“Saya sakit sejak kelas 3 SMP. Jadi saat sekolah di MA, sudah belajar dari rumah. Biasanya guru saya datang ke rumah untuk memberi dan mengambil tugas,” kata siswa kelas 3 Madrasah Aliyah Cokroaminoto Karangkobar tersebut.
Rahma berharap, ia bisa segera diberi kesembuhan. Sehingga bisa belajar dan beraktivitas seperti semula. Selain itu, hasil karyanya bisa semakin mendapat apresiasi.